Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) Antam Novambar berapi-api saat menjelaskan tentang tudingan yang diarahkan kepadanya saat tahun 2015 silam.
Antam dituding telah mengintimidasi penyidik KPK Endang Tarsa.
Awalnya, dalam tes wawancara dan uji kompetensi Capim KPK di Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, Selasa (27/8), panitia seleksi (Pansel) menanyakan seputar dugaan teror itu.
Antam mengaku dirinya kerap ditanya soal kabar dirinya pernah meneror Endang Tarsa terkait kasus Budi Gunawan yang dahulu pernah menjadi tersangka KPK dalam kasus rekening gendut. Antam pun membantahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga tahun saya bertahan tidak pernah menjawab. Saya siap untuk ini. Saya tidak pernah meneror Endang Tarsa. Ada saksinya saya bawa," kata Antam.
Ia menjelaskan, saat itu dirinya ingin membantu Budi Gunawan yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Menurut Antam Budi Gunawan tengah dizalimi karena dipaksakan untuk menjadi tersangka dalam kasus rekening gendut Polri.
"Saat itu, kejadian Budi Gunawan. Saya tahu Budi Gunawan dizalimi karena saya orang hukum. Beliau dipaksakan untuk jadi tersangka berdasarkan bukti fakta yang ada. Saat itu saya ingin sekali membantu," kata Antam.
Lalu, ia mengetahui dari rekannya di kepolisian, ada adik kelasnya di KPK yang ingin membantu dengan memberikan kesaksian yang meringankan. Orang itu adalah Endang Tarsa, seorang personel kepolisian yang ditugaskan di KPK.
"Pak Endang Tarsa ingin bertemu dengan saya untuk menyampaikan beberapa hal yang menguntungkan di persidangan mengenai Pak Budi Gunawan. Saya langsung semangat," kata dia.
Nadanya terus meninggi saat menjelaskan soal kronologi kasus itu. Hal itu pun mengundang perhatian Ketua Pansel KPK Yenti Garnasih.
Ia mengingatkan Antam ihwal nada bicaranya yang tinggi.
"Jangan marah ya pak, tenang tenang," ujar Yenti.
"Enggak marah saya, Bu, setiap hari saya ditanya wartawan," jawab Antam.
"Sabar, Pak, lalu apa yang disampaikan ke Endang? Tapi enggak usah marah-marah," kata Yenti.
Antam dituding mengintimidasi Endang Tarsa. Kala itu, Antam bersama dengan Kepala Subdirektorat Pencucian Uang Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komisaris Besar Agung Setia menyatroni Endang di sebuah restoran cepat saji di wilayah Ciledug, Tangerang, Banten.
Berdasarkan laporan Majalan Tempo edisi 16-22 Februari 2015, Antam disebut menekan Endang agar mau mengikuti skenario.Di sana turut hadir putra Endang bernama Rahmat Gunawan yang ketika itu sedang mengikuti tes Sekolah Instruktur Polisi di Sekolah Calon Perwira di Sukabumi, Jawa Barat.
[Gambas:Video CNN] (sah/ugo)