Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, pembatasan
internet di Papua tak lantas menghilangkan akses komunikasi bagi warga. Menurutnya, pembatasan internet itu hanya membatasi peredaran gambar untuk mencegah
hoaks yang beredar di media sosial.
"Itu kan untuk meredam karena suasana [rusuh]. [Pembatasan internet] itu [ber]-pengaruh ke medsos. Tapi kan Anda tetap bisa berhubungan dengan WA (WhatsApp), cuma tidak bisa ada gambarnya. Sementara saja itu," ujar JK di kantor wakil presiden, Jakarta, Selasa (27/8).
JK tak menampik bahwa pembatasan internet itu turut berdampak pada perekonomian di Papua. Hal ini sebelumnya juga dikeluhkan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Namun, menurut JK, pembatasan ini lebih efektif ketimbang maraknya aksi demo yang dipicu berita hoaks di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Demo besar-besaran juga lebih menghambat ekonomi karena kegiatan tidak jalan. Mana yang lebih banyak menghambat, demo besar-besaran atau satu dua orang yang mengikuti internet?" katanya.
JK mengatakan, warga Papua mestinya tak khawatir dengan pembatasan tersebut lantaran masih bisa mengakses informasi melalui televisi. Selain itu mereka juga masih bisa saling berkomunikasi meski terbatas.
"Kan tetap bisa nonton TV, tetap bisa berhubungan, tidak masalah kan. Hanya informasi yang tidak benar itu ditahan," ucap JK.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir internet di Papua dan Papua Barat sejak 21 Agustus lalu. Cara ini diyakini efektif untuk menangkal hoaks pasca-kerusuhan yang terjadi di sejumlah kota dua provinsi tersebut.
Terakhir, Menkominfo Rudiantara belum dapat memastikan kapan pihaknya akan membuka kembali akses internet tersebut. Sebab menurutnya sampai saat ini masih banyak hoaks yang menyebar di dunia maya.
[Gambas:Video CNN] (psp/arh)