Jakarta, CNN Indonesia --
Polisi mengatakan pelaku meminta informasi tentang kedua
eksekutor untuk membunuh suami dan anaknya melalui asisten rumah tangga (ART) yang pernah bekerja kepadanya.
"Yang bersangkutan pernah mempunyai pembantu, dan pembantu ini sudah tidak ada lagi di situ (kediaman korban). Dia seorang perempuan dan suami si pembantu ini inisial A disuruh menghubungi dua orang (eksekutor) yang ada di Lampung," tutur Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa (27/8).
Setelah dihubungi, kedua eksekutor itu kemudian datang ke Jakarta. Keduanya diketahui berinisial A dan S.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo menyebut keduanya datang ke Jakarta menggunakan jasa travel dan kemudian dijemput oleh pelaku AK di daerah Kalibata, Jakarta Selatan.
Setelah itu, kedua eksekutor tersebut masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh AK. Dalam mobil itu, AK lalu menceritakan masalah yang sedang dihadapinya.
Kepada dua eksekutor, AK menceritakan bahwa dirinya tengah dililit hutang. Atas dasar itu, AK berniat menjual rumah namun tidak diperbolehkan oleh suaminya.
"Dia menjual rumah tidak diperbolehkan, dia diancam [dibunuh korban] di situ, akhirnya di dalam mobil
deal membantu eksekusi dan membunuh korban dengan perjanjian akan dibayar 500 juta. Ini keterangan daripada pelaku A dan S," tutur Argo.
Setelah berhasil melakukan pembunuhan, kedua eksekutor itu kemudian disuruh kembali ke Lampung.
"Setelah lakukan kegiatan A dan S disuruh pulang dan ke Lampung diberi uang Rp8 juta," ucapnya.
Sebelumnya, dua jasad yang merupakan ayah dan anak ditemukan dalam kondisi terbakar di dalam sebuah mobil di Sukabumi, Jawa Barat.
Polisi kemudian menangkap AK dan KV selaku otak pembunuhan di Cilandak pada Senin (26/8). Kemudian, kedua eksekutor yakni A dan S ditangkap di Lampung, Selasa (27/8).
[Gambas:Video CNN] (dis/arh)