Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih asal
Papua,
Yorrys Raweyai mengaku tidak membaca isi tuntutan yang disebut berasal dari masyarakat Sorong, yang di dalamnya termaktub poin pembubaran organisasi masyarakat
Banser dari Indonesia.
Pengakuan itu disampaikan Yorrys sebagai klarifikasi atas pemberitaan bahwa dirinya terkait dengan tuntutan pembubaran Banser, beredar beberapa hari lalu.
"Saya bilang saya dapat
forward itu dan saya enggak membaca isinya apa, itu saja komen saya," ujar Yorris usai melakukan diskusi dengan Banser di Kantor GP Anshor, Jakarta, Selasa (27/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin pembubaran Banser adalah salah satu dari tujuh poin tuntutan yang disebut berasal dari masyarakat Sorong soal kisruh Papua. Yorrys mengaku menerima tujuh poin tuntutan itu dari pesan terusan di
WhatsApp-nya.
Setelah menerima pesan terusan itu, Yorrys mengatakan ada wartawan yang bertanya mengenai tujuh poin tuntutan itu saat diskusi di kawasan Cikini mengenai kerusuhan di Papua.
Kepada wartawan tersebut Yorrys mengatakan bahwa dirinya hanya menjawab mendapat hal yang sama.
Yorrys menuturkan setelah itu beredar pemberitaan yang menempatkan dirinya seolah terkait dengan tuntutan pembubaran Banser. Atas pemberitaan itu Yorrys pun mengaku dihubungi oleh sejumlah pihak termasuk Banser.
"Jadi, ini menurut saya hoaks dan saya baru pertama kali merasakan dampak daripada hoaks ini," kata dia.
Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser Alfa Isnaini menuturkan pihaknya menerima klarifikasi Yorrys. Hanya saja, dia meminta politikus Partai Golkar itu agar lebih hati-hati lagi ke depannya.
Berkaca dari peristiwa ini, Banser bekerja sama dengan Yorrys bakal membentuk semacam gugus tugas untuk menangkal hoaks yang memiliki dampak luar biasa.
Gugus tugas juga bertujuan menjaga agar persatuan dan kesatuan Indonesia tidak terpecah oleh sesuatu yang tidak diinginkan.
"Bang Yorrys klarifikasi kepada kita bahwa apa yang muncul di berita itu menurut dia tidak benar, dia nerima hoaks," kata Alfa.
"Karena klarifikasi kepada kita sebagai anak bangsa, sama ya, ok, kita terima. Selanjutnya hati-hati, bang, kira-kira begitu. Masa tokoh bangsa kena begitu," tutur Alfa.
[Gambas:Video CNN] (ryn/wis)