Setelah Korsel, Rektor Asing Bakal Didatangkan dari AS

CNN Indonesia
Kamis, 29 Agu 2019 14:03 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan saat ini negosiasi dilakukan antara perguruan tinggi swasta dengan kampus dari Amerika Serikat.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan bakal ada kerja sama antara perguruan tinggi swasta di Indonesia dengan kampus dari Amerika Serikat (CNN Indonesia/Mesha Mediani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengatakan bahwa akan ada kerja sama lebih lanjut antara perguruan tinggi swasta di Indonesia dengan perguruan tinggi di Amerika Serikat terkait penempatan rektor asing.

Sebelumnya, Menristekdikti Mohamad Nasir telah meresmikan perguruan tinggi swasta baru yang dipimpin rektor asing di Indonesia. Kampus tersebut adalah Universitas Siber Asia dengan rektor dari Korea Selatan, yakni Jang Jun Cho.

"Sebentar lagi ada permintaan dari perguruan tinggi lain yang nanti akan kerja sama dengan Amerika ini lagi negosiasi mereka ya," kata Nasir di kantor Kemenristekdikti, Kamis (29/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasir belum bisa membeberkan perguruan tinggi mana saja yang akan menjalin kerja sama. Kampus dari Amerika yang akan membuka kerja sama pun belum dipaparkan olehnya.
Natsir hanya mengatakan bahwa lulusan universitas Indonesia yang menjalin kerja sama itu dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Natsir menyebut sejauh ini baru perguruan tinggi swasta yang bisa menampung rektor asing. Untuk perguruan tinggi negeri, Nasir masih ingin memperbaiki regulasi, agar penempatan rektor asing dapat dilakukan di 2020 mendatang.

"Untuk perguruan tinggi negeri kami sedang perbaiki peraturan-peraturannya mudah-mudahan selesai di tahun 2019," jelasnya.

Pengawasan Khusus

Natsir mengatakan ada pengawasan khusus bagi perguruan tinggi Indonesia yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dari luar negeri. Termasuk Universitas Siber Asia yang sudah memiliki rektor asing.

Pengawasan dilakukan agar visi dan misi Kemenristekdikti tetap dijalankan, yakni meningkatkan posisi perguruan tinggi Indonesia di peringkat dunia.
Pengawasan akan dilakukan oleh Indonesia Cyber Education (ICE) Institute yang berpusat di kantor Kemenristekdikti, Jakarta. ICE Institute sendiri merupakan buah kerja sama Kemenristekdikti dengan Universitas Terbuka.

"Itu adalah modul, sistem pembelajaran yang ada di dalam cyber atau yang online ini harus kita lihat apakah menuhi standar atau tidak," jelas dia.

"Jadi mata kuliahnya terstandarisasi dengan baik atau tidak prosesnya nanti ke depan jangan sampai ini hanya seperti lembaga kursus biasa yang tidak mempunyai nilai tambah bagai anak itu," tambahnya.

Nasir sebelumnya mengatakan Universitas Siber Asia menjadi kampus di Indonesia yang berbasis dalam jaringan atau online dan dipimpin rektor asing. Nasir mengatakan, rektor asing yang memimpin ini punya sejumlah pengalaman di Korea Selatan dan Amerika Serikat.
"Rektor tadi punya pengalaman memimpin perguruan tinggi, satu pernah memimpin perguruan tinggi di Hankuk University di Korea Selatan dan pernah jadi dosen dan profesor di Amerika dan sekarang dia menjadi rektor di universitas siber ini," ujarnya.

Dia mengatakan keberadaan rektor asing tersebut harus mampu menjadikan universitas tersebut berkualitas dan berdaya saing di tingkat global.

"Targetnya adalah meningkatkan APK (Angka Partisipasi Kasar), mutu harus jadi baik dan daya saing nanti di tingkat internasional," ujarnya.
[Gambas:Video CNN] (ain/bmw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER