Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam)
Wiranto mengatakan bahwa 10 pucuk senjata milik
TNI yang sempat dirampas saat
kerusuhan di Kabupaten Deiyai,
Papua, Rabu (28/8), telah dikuasai kembali.
"Hari ini 10 pucuk itu sudah kembali. Sempat sampai ke masyarakat dan dengan persuasif, ada kesadaran kembalikan senjata yang 10 pucuk tadi," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (30/8).
Senjata tersebut dirampas oleh sekelompok orang saat kerusuhan pecah di Kabupaten Deiyai. Kala itu, senjata tengah tersimpan di dalam mobil TNI karena adanya larangan membawa senjata dalam pengamanan demo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu anggota TNI Sersan Dua (Serda) Rikson Edi Chandra ditugaskan menjaga mobil tersebut. Namun nahas, Rikson yang mencoba mempertahankan senjata, tewas karena tertusuk panah.
Wiranto mengatakan, pemerintah berupaya memulihkan situasi di Papua dan Papua Barat. Ia mengaku sudah menemui sejumlah tokoh Papua untuk mencari solusi pemulihan.
Menurutnya, dalam dialog tersebut, semua pihak sepakat untuk menghentikan kerusuhan dan membuat situasi kembali damai di Bumi Cendrawasih. Dengan kondisi damai, kata Wiranto, dialog baru bisa dilakukan.
"Tidak mungkin dialog saat masih rusuh. Maka rusuh tenang dulu, baru dialog. Dan dialog salah satu kesepakatan kita tidak bicara referendum, tidak bicara kemerdekaan. NKRI harga mati," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, selama beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Papua bergejolak akibat aksi unjuk rasa yang dipicu oleh pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Pengepungan diwarnai dengan dugaan rasialisme terhadap mahasiswa Papua.
Berbagai unjuk rasa di Manokwari, Sorong, Fakfak, hingga Jayapura diwarnai huru-hara. Massa merusak sejumlah fasilitas publik hingga kendaraan bermotor.
[Gambas:Video CNN] (fra/asr)