Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Wiranto menyatakan penyerangan terhadap penambang emas ilegal di Yahukimo,
Papua, dilakukan oleh warga dari Suku Dani dengan menggunakan senjata tajam.
"Memang terjadi serangan dari penduduk setempat atau Suku Dani, bersenjata tombak, panah yang menyerang penambang-penambang, pendulang emas ilegal," ujar Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (4/9).
Wiranto menuturkan laporan dari aparat penyerangan terjadi pada 2-3 September 2019. Adapun penambang yang diserang, kata dia, berasal dari luar daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, mantan Panglima ABRI ini menyampaikan 253 orang melarikan diri ke daerah Tanah Merah, Boven Digoel. Akan tetapi, Wiranto tak secara spesifik siapa pihak yang melarikan diri tersebut.
Ia hanya menyebut aparat telah diterjunkan ke lokasi untuk mencegah bentrokan dan korban manusia.
"Aparat keamanan sekarang sudah mulai mengamankan daerah itu supaya tidak terjadi bentrokan-bentrokan yang menimbulkan korban manusia," ujarnya.
Sebelumnya, lima orang pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua, ditemukan tewas dan diduga merupakan korban pembunuhan. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan peristiwa itu terjadi di Kampung Minim.
"Dugaan sementara yang nyerang warga Yahukimo menggunakan senjata tajam seperti anak panah, tombak, parang kepada para penambang. Informasi awal lima orang yang diperkirakan tewas karena kena parang dan anak panah sedangkan sisanya masih melarikan diri ke dalam hutan," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (3/9).
(jps/arh)