Capim KPK Nawawi Sebut Nasir Djamil Pernah Minta Rekomendasi

CNN Indonesia
Rabu, 11 Sep 2019 14:27 WIB
Capim KPK Nawawi mengaku saat menjabat Ketua PN Jaktim pernah mendapatkan surat dari kerabat Nasir Djamil untuk menandatangani rekomendasi guna ikut pilkada.
Calon pimpinan KPK Nawawi Pomolango menjalani uji kepatutan dan kelayakan di ruang rapat Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu, 11 September 2019. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau Capim KPK Nawawi Pomolango mengatakan anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil pernah berkirim surat meminta tolong membuatkan surat keterangan bersih diri untuk kerabat yang maju sebagai calon kepala daerah.

Hal itu disampaikan Nawawi secara langsung kepada Nasir saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan Capim KPK di Komisi III DPR, Jakarta Rabu (11/9).

Menurutnya, kejadian itu terjadi saat dirinya masih menjabat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim) beberapa waktu silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sosok beliau ini malah saya kenal bukan sebagai anggota dewan. Pernah sekali waktu ketika saya masih jabat Ketua PN Jaktim datang sepucuk surat permohonan agar dikeluarkan surat keterangan secepatnya karena ada rekan beliau mau menjadi walikota atau bupati," kata Nawawi seraya menunjuk ke Nasir.

Merespons pernyataan tersebut, Nasir langsung mengatakan kemungkinan sosok yang dimaksud Nawawi bukanlah dirinya

"Bukan Nasir ini, Nasir lain barang kali," kata politikus PKS itu.

Namun, Nawawi mengaku yakin dan mengatakan masih memiliki bukti terkait surat permohonan yang memuat nama Nasir itu.

"Ah bapak itu. Sampai sekarang masih ada di [surat] dalam [simpanan] saya," kata Nawawi.

Nasir kemudian menjawab, bahwa dirinya tidak pernah mengajukan diri untuk menjadi seorang kepala daerah baik sebagai wali kota, bupati, ataupun gubernur.

Nawawi pun kembali menerangkan bahwa surat yang dimaksud hanya memuat nama Nasir. Namun, menurutnya, surat tersebut datang dari kerabatnya. Nawawi kemudian mengatakan kala itu dia mengabulkan surat permohonan tersebut karena berpikir akan membutuhkan bantuan Nasir seperti saat ini.

"Saya baca nama, ah ini anggota dewan Komisi III kabulkan saja. Saya pikir jangan-jangan besok (atau) lusa saya punya keperluan di Komisi III kan bisa cari beliau, seperti saat ini," kata Nawawi.

Ia pun berjanji akan menunjukkan surat yang masih disimpannya tersebut kepada Nasir andai terpilih menjadi pimpinan KPK.

Belakangan, setelah jeda ishoma , Nasir mengajukan keberatan lagi atas pernyataan Nawawi. Dia pun mengajukan kepada pimpinan Komisi III DPR untuk mendalami pernyataan Nawawi tersebut.

"Menurut saya itu gegabah karena beliau dalam kondisi ragu mengatakan ada yang namanya nasir, dan dia tidak menyebutkan apakah nasir jamil nasir jamal dan nasir macam-macam dan sebagainya. oleh karena itu saya minta lewat pimpinan kepada sekretariat komisi III untuk mendapatkan surat rekomendasi yang konon katanyamasih dipegang yang bersangkutan," ujar Nasir sesaat sebelum uji kepatutan dan kelayakan Capim KPK Lili Pintauli Siregar.

"Sekretariat Komisi III segera menindaklanjuti ya karena ini sesuatu yang menurut kami juga di meja pimpinan hal yang sangat serius," sambut Wakil Ketua Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik yang mendapatkan giliran memimpin jalannya uji kepatutan dan kelayakan Capim KPK pada Rabu (11/9) siang.

Capim KPK Nawawi Sebut Nasir Djamil Pernah Minta RekomendasiAnggota Komisi III DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Nasir Djamil. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Pakta Integritas bukan untuk Anggota DPR

Dalam tes wawancara, Nawawi menyatakan bersedia menandatangani pakta integritas usai menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai Capim KPK di DPR.

Ia menegaskan dirinya memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi selama menjalani 30 tahun bekerja dan mengabdi sebagai hakim dibawah naungan Mahkamah Agung. Namun, tegasnya, komitmen itu bukan ditujukan kepada anggota dewan melainkan Tuhan.

"Tapi kalau bicara komitmen. Insyaallah saya akan pertanggungjawabkan. Bukan kepada bapak, tapi kepada Tuhan. Kami pun setiap hari demi Ketuhanan Yang Maha Esa," kata Nawawi.

Nawawi lantas menjamin kepada DPR bahwa sikapnya tak akan berbeda dengan pernyataannya saat ini bila nanti terpilih sebagai pimpinan KPK periode 2019-2023.

Ia lantas bercerita selalu menjunjung tinggi loyalitas selama menjalani pekerjaannya sebagai Hakim MA. Bahkan, ia tak segan-segan untuk membungkukkan badan bila bertemu dengan Ketua MA.

"Kalau bicara loyalitas, MA itu soko guru loyalitas. Saya pak kalau ketemu Ketua MA harus membungkuk pak seperti di pengadilan. Bicara commited luar biasa, beliau adalah guru kami. Kami dibesarkan dengan lembaga yang memberi teladan tentang loyalitas dan komitmen dalam berbicara," kata dia.

Lebih lanjut, Nawawi membandingkan komitmen yang dimilikinya itu dengan komitmen Mantan Ketua KPK Abraham Samad dan Pimpinan KPK saat ini, Saut Situmorang.

Menurutnya, dua orang itu tak memiliki komitmen yang saat sudah menjadi pimpinan KPK. Lebih lanjut, Ia menegaskan tak pernah berusaha melobi anggota DPR demi memuluskan jalannya menjadi pimpinan KPK.

"Tapi Abraham Samad beda dengan Nawawi Pamolango. Seorang Saut Situmorang yang barangkali pernah melobi bapak beda dengan Nawawi. Nawawi tidak pernah melobi dengan bapak seperti Pak Saut Situmorang lakukan seperti bapak ceritakan," kata dia.

Diketahui, Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra Desmond J Mahesa mengaku pernah dilobi oleh Saut Situmorang saat mengikuti seleksi calon pimpinan KPK periode 2015-2019 silam. Dia pun mengaku kala itu sempat mentraktir Saut untuk makan.

Nawawi adalah Capim KPK pertama dari 10 yang menjalani tes wawancara di Komisi III DPR RI.

Selain Nawawi, sembilan capim KPK lain yang akan menjalani uji serupa adalah: Alexander Marwata (KPK), Firli Bahuri (Polri), I Nyoman Wara (auditor), Johanis Tanak (Kejaksaan Agung), Lili Pintauli Siregar (advokat), Luthfi Jayadi Kurniawan (dosen), Nurul Ghufron (dosen), Roby Arya (ASN), dan Sigit Danang Joyo (ASN).

Sementara yang diuji hari ini adalah Nawawi Pamolango, Lili Pintouli Siregar, Sigit Danang Joyo, Nurul Ghufron, dan I Nyoman Wara. Proses tes wawancara itu diperkirakan akan berakhir pada pukul 18.30 WIB.


[Gambas:Video CNN] (mts, rzr/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER