Jakarta, CNN Indonesia --
Mangku Sitepoe lahir dari keluarga petani yang kondisi ekonominya tidak baik.
Jauh-jauh merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan, Mangku pun memilih untuk masuk ke fakultas kedokteran hewan di Universitas Gajah Mada.
Pilihan itu jatuh karena dia memang suka terhadap hewan, ditambah adanya ikatan dinas di fakultas tersebut membuat Mangku tak perlu khawatir lagi dengan kondisi ekonomi keluarganya.
Namun setelah disumpah sebagai dokter hewan, Mangku justru tak pernah membuka praktik dokter hewan. Alasannya adalah karena saat itu orang-orang enggan memeriksakan hewannya ke dokter.
Seiring berjalannya waktu, Mangku pun melalui momen-momen yang mengubah jalan hidupnya dari seorang dokter hewan menjadi dokter umum.
Permintaan kerabat untuk diobati olehnya, serta pendidikan mengenai obat-obatan manusia yang ternyata diuji terlebih dahulu ke hewan semakin mendorong keinginannya untuk menjadi dokter umum.
Akhirnya pada 1967 dia memutuskan mengambil pendidikan dokter umum dan bertahan hingga saat ini.
Sering kali, kata Mangku, saat dia melayani pasien, si pasien malah menanyakan obat-obatan untuk hewan peliharaan mereka. Pertanyaan itu muncul karena mereka tahu Mangku sebelumnya adalah dokter hewan.
Mangku mengaku tak bisa menolak saat ada pertanyaan semacam itu, dia tetap meladeni meski tak memberikan resep obat.
Setelah pensiun pada 1992, Mangku memulai aktivitas sosial yaitu memberikan pengobatan tanpa menerima imbalan sepeser pun.
Aktivitas itu dia lakukan bersama teman-teman yang juga berprofesi sebagai dokter.
Namun baru pada 2004, dia dan teman-temannya membuka sebuah balai pengobatan di mana para dokter yang berpraktik di sana sama sekali tidak menerima uang pengobatan.
Kalaupun ada uang pendaftaran yang disetorkan oleh pasien, uang itu diberikan kepada para perawat karena Mangku merasa mereka lebih membutuhkan uang itu dibandingkan para dokter.
Puluhan tahun berprofesi sebagai dokter, dengan segala pengalaman yang dia hadapi, Mangku sering merasa bosan dan lelah.
Namun dia menegaskan bahwa dunia kedokteran adalah jalan hidupnya, dia bahagia saat beraktivitas sebagai dokter dan selama masih hidup dia akan terus mengabdikan diri sebagai seorang dokter.