Medan, CNN Indonesia -- Aksi unjuk rasa ribuan
mahasiswa di depan Gedung
DPRD Sumut berakhir ricuh, Selasa (24/9). Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka karena
dipukuli polisi secara membabi buta.
Dua video aksi pemukulan itu viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat salah satu mahasiswa dianiaya petugas polisi dengan cara dipukul dan ditendang. Aksi pemukulan yang dilakukan polisi itu bahkan menuai kecaman keras dari masyarakat.
"Dua video yang beredar itu, ada yang diambil dari atas Gedung Mandiri, ada juga yang diambil dari pintu samping gedung dewan," kata Kabid Humas Polda Sumut, Tatan Dirsan Atmaja, Rabu (25/9/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tatan pengamanan yang dilakukan polisi tersebut tidak sesuai SOP. Karena itu pihaknya tengah memeriksa oknum polisi yang diduga melakukan pemukulan yakni dari Sat Brimob ada tiga orang, dari Dir Samapta ada lima orang dan dua orang yang diduga melakukan pemukulan.
"Itu tidak sesuai SOP. Jadi setiap kita melakukan pengamanan itu, tentunya ada APP, di situ ada arahan untuk tidak membawa senjata api atau senjata tajam, kemudian tidak melakukan pemukulan yang di luar ketentuan perundang-undangan," katanya.
Tatan menambahkan dua petugas yang diduga melakukan pemukulan itu yakni Bripda MH dan Bripda FM. Mereka berdua sama-sama bertugas di Direktorat Samapta Polda Sumut. Saat ini mereka sedang menjalani pemeriksaan.
"Sedangkan, untuk video yang diambil dari samping, dua anggota polisi juga telah diperiksa sebagai terduga pemukulan. Salah satu pelaku pemukulan dalam video kedua ini juga sama, yakni Bripda MH," ujar Tatan.
Dia menjelaskan keterlibatan MH dalam aksi pemukulan tersebut, karena kebetulan setelah melakukan aksi yang pertama, dia kembali dan mendapati salah seorang polisi berpakaian preman mengamankan satu mahasiswa lagi, kemudian dia ikut memukul.
"Anggota polisi yang menyalahi aturan akan ditindak tegas. Kita juga masih melakukan pendalaman, mungkin ada anggota lain yang ikut dalam pemukulan itu," ujarnya.
Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan Gedung DPRD Sumut berakhir ricuh. Tak hanya mahasiswa yang dipukul dengan membabi buta, bahkan seorang anggota DPRD Sumut bernama Pintor Sitorus juga menjadi bulan-bulanan polisi.
Saat itu, anggota Fraksi Partai Gerindra, tersebut tengah menggunakan ponsel untuk merekam pemukulan mahasiswa yang dilakukan polisi. Dia mengambil video dari dalam halaman gedung dewan, tempat ratusan petugas polisi tengah bersiaga di sana.
[Gambas:Video CNN] (fnr/pmg)