BEM Trisakti Kritik Sikap Pemerintah dan Polisi

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Sep 2019 01:42 WIB
Perwakilan BEM Trisakti Edmun Seko mengatakan pernyataan presiden kontradiktif dengan tindakan polisi.
Pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengapresiasi aksi mahasiswa dengan penindakan polisi di lapangan dinilai kontradiktif. (CNN Indonesia/ Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti mengkritik sikap pemerintah dan aparat kepolisian yang dinilai kontradiktif. Pernyataan ini diungkapkan menanggapi penanganan represif aparat atas gelombang protes mahasiswa di berbagai daerah.

Perwakilan BEM Universitas Trisakti, Edmund Seko menyandingkan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengapresiasi aksi mahasiswa dengan penindakan polisi di lapangan.

"Menurut kami ini ada inkonsistensi antara yang diucapkan presiden dengan yang dilakukan kepolisian," kata Edmund saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (27/9).

"Jokowi mengapresiasi saat mahasiswa berdemonstrasi, tapi ketika mahasiswa balik, malah di-sweeping. Di satu sisi dibilang dibolehkan bahkan diapresiasi, tapi setelah melakukan demonstrasi masak ditahan. Demonstrasi boleh tapi pulang demo malah ditahan," kata dia mempertanyakan.

Catatan sementara Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) hingga Kamis (26/9) sore, posko pengaduan menerima 125 laporan dari berbagai daerah. Mayoritas diantaranya mengeluhkan kekerasan oleh kepolisian yang mengakibatkan luka-luka pada demonstran.

Edmund pun menyatakan, BEM Universitas Trisakti menyesalkan tindakan kepolisian. Organisasinya lebih lanjut mendesak polisi menerapkan standar prosedur yang tepat saat melakukan pengendalian massa aksi.

"Kepolisian semestinya bertindak sesuai SOP dengan mengedepankan pendekatan dialog, bukan kekerasan," ucap dia.

Menurut dia, tindakan represif aparat dalam menghadapi aksi di beberapa daerah, kini menjadi perhatian dan diskusi serius di kalangan aktivis kampus. Apalagi yang terbaru, dua mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari meregang nyawa setelah terlibat bentrok dengan polisi saat demonstrasi menentang rancangan undang-undang bermasalah.

"Kami juga sedang membahas khusus tentang Wiranto sebagai Menkopolhukam, Kapolda Sulawesi Tenggara dan lainnya. Ini memang jadi bahasan dan perhatian serius di kawan-kawan BEM. Hanya kami tidak mau tergesa, masih menunggu hasil otopsi dan uji balistik," tutur Edmund.

"Kalau benar itu kepolisian, maka kepolisian wajib bertanggung jawab," sambung dia lagi.

Karena itu Edmund menambahkan, investigasi secara saksama dan menyeluruh penting dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian. Selain itu, ia menuntut transparansi dari hasil penyelidikan.

"Kami berharap bahwa ada hasil yang jujur dari pihak yang otopsi, apakah dia ditembak dari peluru kepolisian atau peluru pihak ketiga."

Sebagai bentuk penghormatan sekaligus duka cita atas meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, BEM Universitas Trisakti bakal menggelar aksi tabur bunga di Tugu Reformasi. Kata Edmund, kegiatan ini terbuka bagi siapa saja yang ingin bersimpati atau menyatakan solidaritas.

"Kalau di Trisakti itu ada namanya Malam Kelabu. Jadi kita sama-sama tabur bunga untuk korban, nanti di Tugu Reformasi kira-kira pukul 19.00-20.00 kami mengundang semua kampus dan terbuka bagi siapa saja yang datang," kata Edmund.
[Gambas:Video CNN] (ikm/agr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER