Polisi Ingin Autopsi Jenazah Aktivis Walhi Sumut

CNN Indonesia
Senin, 07 Okt 2019 18:50 WIB
Demi menindaklanjuti dugaan kejanggalan kematian aktivis Walhi Sumut, Golfrid Siregar, polisi meminta izin ke keluarga untuk melakukan autopsi jenazah.
Ilustrasi. (Istockphoto/Nito100)
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi menindaklanjuti dugaan kejanggalan kematian aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Golfrid Siregar, polisi meminta izin kepada keluarga terkait untuk melakukan autopsi jenazah.

Selain itu, Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan dari pemeriksaan TKP diketahui laptop dan ponsel milik kuasa hukum Walhi Sumatera Utara itu hilang.

"Pemeriksaan di TKP dan korban sendiri, pihak kepolisian berupaya minta izin ke keluarga untuk autopsi. Peristiwa masih didalami, meski ada dugaan awal kecelakaan," ujar Asep Adi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asep mengatakan dari pemeriksaan di lokasi kejadian, dua barang milik Golfrid tidak dapat ditemukan. Pihaknya akan melakukan pengembangan terkait peristiwa tersebut.

"Barang bawaan yang bersangkutan hilang diantaranya laptop dan HP dan sebagainya. Jadi itu menjadi sebuah bukti atau fakta di TKP yang terus kita kembangkan apa yang jadi penyebab utama yang bersangkutan meninggal," tuturnya.

Sebelumnya Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Sumut, Roito Lumbangaol mengatakan Golfrid menghilang sejak Rabu (2/10) sekitar pukul 17.00 Wib untuk pergi ke JNE dan bertemu seseorang di Marendal. Sejak saat itu, sambung Roito, Golfrid tidak bisa dikontak istri korban.

Selanjutnya, pada Kamis (3/10) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, Golfrid Siregar ditemukan tidak sadarkan diri di fly over Jalan Jamin Ginting, Medan.

Korban ditemukan tukang becak yang kebetulan melintas di sana. Kemudian oleh tukang becak tersebut Golfrid dibawa ke RS Mitra Sejati lalu diarahkan untuk ditangani di RSUP Haji Adam Malik, Medan.

Lain hal dengan dugaan awal polisi soal kecelakaan, Walhi Sumut menduga Golfrid sempat dianiaya hingga ditemukan sekarat di pinggir jalan. Merespons kejanggalan tersebut, polisi kini berupaya mengusut kembali dugaan percobaan pembunuhan yang dialami Golfrid.

Sementara itu, dilansir dari Antara, pihak RSUP Adam Malik menyatakan Golfrid sempat menjalani operasi karena mengalami pendarahan di bagian kepala.

Kasubbag Humas RSUP Adam Malik, Rosario Dorothy, mengatakan setelah sempat diperiksa dan ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD), ternyata pasien berstatusnya emergensi dan harus segera dilakukan operasi.

"Saat tiba, kondisi pasien sudah tidak sadarkan diri dan alami pendarahan di bagian kepala yang cukup hebat," kata Rosario.

[Gambas:Video CNN]
Setelah dioperasi, sambung Rosario, pasien dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) Pascabedah. Saat itu, kata Rosario, kondisi pasien tetap tidak sadarkan diri.

Mengenai apakah ada penyakit yang menyebabkan kematian Golfrid Siregar, Rosario mengatakan karena faktor pendarahan di bagian kepala.

"Dari hasil pemeriksaan dokter, yang memberatkan, ya, karena itu, karena benturan di bagian kepala sehingga mengakibatkan pendarahan yang cukup hebat," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Golfrid Siregar menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Minggu.

(gst/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER