Jakarta, CNN Indonesia -- Rasa perih yang ditimbulkan efek gas masih terasa saat melintas di depan Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Jakarta, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat sekitar pukul 09.00 WIB, Selasa (1/10) imbas kerusuhan pascademo
mahasiswa kemarin.
Maklum, malam tadi sempat terjadi bentrokan antara aparat
kepolisian dengan massa di sekitar kampus yang tak berjarak jauh dengan simpang susun Semanggi tersebut. Di salah satu sudut tembok kampus, juga terlihat sebuah coretan menggunakan cat semprot yang entah dibuat siapa.
Secara keseluruhan, tak ada kerusakan di area kampus akibat aksi ricuh yang terjadi malam tadi. Bangunan yang terlihat menjadi korban amukan massa justru pos polisi yang terletak di dekat kampus itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan
CNNIndonesia.com, seluruh kaca yang ada di pos polisi itu hancur, hanya menyisakan rangka pintu dan bangunannya saja. Selain itu, juga terdapat coretan menggunakan cat semprot.
Yohanes, salah satu petugas keamanan kampus, mengaku tak tahu persis kerusuhan yang terjadi di sekitar kampus malam tadi. Ia baru memulai tugasnya sejak pukul 06.00 WIB pagi tadi.
Tapi, sisa upaya polisi meredam rusuh semalam, yakni efek gas air mata diakuinya masih sangat terasa hingga pagi ini. Rasa perih dan bau menyengat diakuinya cukup mengganggu bagi mereka yang melintas, apalagi bagi dirinya yang berjaga di sana.
"Gas air mata masih terasa, tadi pagi sampai batuk-batuk juga karena baunya," katanya saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com, Selasa (1/10).
Semalam, ramai di media sosial meminta polisi tidak mengarahkan tembakan gas air mata ke arah kampus Atma Jaya tersebut. Pasalnya, kampus itu dijadikan lokasi darurat bantuan medis bagi korban kericuhan.
Salah satunya dicuitkan Walhi Nasional semalam. 'Aparat tolong menjauh jangan masuk dan tembaki gas ke arah Atma Jaya! Lokasi ini adalah titik evakuasi korban dan tim medis,' demikian kicauan Walhi Nasional semalam.
Yohanes juga mengaku tak tahu-menahu perihal hal tersebut karena dirinya mengaku kemarin sudah selesai bertugas sejak pukul 14.00 WIB.
Pada Selasa pagi ini, lingkungan kampus Unika Atma Jaya juga terpantau sepi dari kegiatan mahasiswa. Usut punya usut, ternyata hari ini pihak kampus memang meliburkan seluruh mahasiswanya.
Yohanes mengatakan kemarin sebenarnya mahasiswa sudah libur sejak kemarin dalam rangka masa tenang sebelum menghadapi ujian tengah semester. Ujian itu, kata dia, seharusnya mulai dilakukan hari ini. Namun, akibat kerusuhan yang terjadi malam tadi, pelaksanaan ujian pun ditunda.
"Hari ini libur [lagi], harusnya UTS tapi ditunda, besok sudah aktivitas normal kembali," ucapnya.
Yohanes menuturkan sejak kemarin lingkungan kampus juga diperketat penjagaannya. Tak sembarang orang bisa keluar masuk area kampus dengan mudah.
Jika ingin masuk ke area kampus, mahasiswa mesti menunjukkan kartu identitas mahasiswa yang dimilikinya. Bila bukan mahasiswa Unika Atma Jaya, pihak keamanan langsung melarangnya masuk ke area kampus. Tak hanya itu, seluruh gerbang atau pintu masuk kampus juga telah ditutup kunci. Selain itu, petugas keamanan juga melakukan penjagaan di pintu-pintu tersebut.
"Biar tidak ada penyusup, kan kita tidak tahu juga," ujar Yohanes.
Kondisi sekitar kampus Unika Atmajaya Jakarta pada Selasa (1/10), pascakerusuhan yang sempat terjadi pada Senin (30/9) malam. (CNN Indonesia/ Patricia Diah Ayu) |
Senin (30/9) malam tadi, aparat kepolisian diketahui sempat menembakkan gas air mata di depan kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta.
Penanganan medis bagi peserta aksi yang dilakukan di kampus tersebut pun terganggu. Pasalnya, kampus tersebut dijadikan titik evakuasi bagi korban dan tim medis selama aksi pada hari ini. Menanggapi hal tersebut, polisi berdalih itu merupakan refleks anggota karena melihat massa demonstran yang berlarian di sekitar lokasi.
"Mungkin polisi refleks karena melihat massa berlarian ke sana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Selasa (1/10).
Argo meyakini anggota polisi yang saat itu bertugas sebenarnya tidak bermaksud untuk menembakkan gas air mata ke sana.
"Polisi tidak bermaksud menembak gas air mata ke arah posko farmasi Atma Jaya," ujarnya.
Kemarin siang hingga petang, sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (30/9). Ada mahasiswa, pelajar, hingga organ buruh dan aktivis.
Mereka menyuarakan penolakan RKUHP dan RUU lainnya yang dianggap bermasalah. Mereka juga meminta Presiden Joko Widodo menerbitkan Perppu agar UU KPK yang baru batal digunakan. Tapi, ketika polisi mencoba membubarkan massa, aksi berakhir ricuh. Dan, ditemukan fakta keberadaan sejumlah penyusup yang diduga melakukan provokasi. Para terduga itu pun kini telah diamankan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
 Seorang pengunjuk rasa bersiap melemparkan batu ke arah polisi di kawasan dekat Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/9(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) |
Pemprov DKI Lakukan Penanggulangan Kerusakan PascademoPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengerahkan lebih dari 200 petugas kebersihan untuk membersihkan dan merapikan kembali seluruh jalan yang terdampak aksi demonstrasi pada Senin (30/9) malam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan seluruh petugas kebersihan itu mulai membersihkan jalanan dan fasilitas umum setelah kondisi jalanan tenang dan kondusif pada malam dan dini hari.
"Tim kebersihan bekerja
all out, kita mengerahkan lebih dari 200 orang. 200 orang itu bertahan di dalam kompleks GBK sampai kondisi sudah tenang, begitu kondisi tenang mereka langsung membersihkan semuanya," ujar Anies di Lapangan Silang Selatan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (1/10).
Anies juga mengatakan petugas kebersihan melakukan sejumlah hal seperti mengembalikan pembatas beton jalur Transjakarta yang berubah posisinya atau yang jatuh. Kemudian sejumlah
sweeper pun juga dikerahkan untuk membersihkan jalanan dari sampah. Anies menyebut petugas kebersihan telah mengembalikan jalan-jalan yang terdampak menjadi layak untuk digunakan kembali.
"Alhamdullilah pagi ini kawasan di sekitar Senayan sudah bersih, sehingga acara pelantikan yang berlangsung nanti insyAllah tidak ada gangguan," katanya.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com pada Selasa pagi, area di sekitar gedung DPR/MPR RI telah bersih dan tak ada rasa perih di mata akibat gas air mata, maupun kerusakan atau puing-puing sisa kericuhan akibat aksi massa tadi malam. Jika dicermati baik-baik, memang masih ada sejumlah bekas coretan atau goresan di tembok pagar gedung DPR. Petugas kebersihan dengan sigap menyulap kawasan yang kemarin porak-poranda menjadi bersih.
"Harus kerja ekstra karena mau nyambut pelantikan dewan baru, itu instruksinya sekitar sini area harus steril dari jam 5 pagi," kata Subhan (45) salah satu petugas PPSU yang tengah memunguti sampah kecil dekat selokan, di sekitar gerbang belakang DPR, Selasa (1/10).
[Gambas:Video CNN]Berlanjut ke daerah dekat Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Gedung Stasiun TVRI pun sama bersihnya, tak ada puing bekas kekacauan akibat aksi massa kemarin. Namun, semakin merangsek maju mendekati
Flyover Senayan, tampak MCB atau separator jalan dipasang untuk membatasi jalan lantaran tak boleh dilalui kendaraan. Pagi tadi di area tersebut masih banyak sisa kekacauan demo tadi malam. Bahkan di atas Flyover masih terpasang spanduk, mural, yang berisi ejekan dari pedemo untuk anggota dewan di Senayan.
Kerusakan yang terlihat paling parah ada di pintu gerbang restoran Pulau Dua Senayan yang lokasinya persis di samping gerbang utama DPR/MPR. Coretan juga nampak jelas belum dibersihkan. Selain itu, gerbang yang rusak baru mulai dibetulkan petugas.
(dis, ani/kid)