Jakarta, CNN Indonesia --
Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengecam tindakan aparat saat menangkap sekretaris jenderal (sekjen) mereka, Bernard Abdul Jabar terkait dugaan penganiayaan relawan pendukung
Joko Widodo, Ninoy Karundeng.
Ketum DPP PA 212 Slamet Maarif mencium adanya upaya pembusukan lewat tindakan aparat terhadap organisasinya dalam kasus penganiaayaan tersebut.
"Kami mencium ada indikasi, diduga upaya pembusukan dan pencemaran nama baik PA 212 secara sistematis dan terorganisasi," ujarnya di Kantor DPP PA 212, Jakarta, Rabu (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet kemudian membeberkan proses penangkapan Bernard di jalan tol yang tidak sesuai proses hukum karena dipepet oleh lima mobil.
"Padahal di dalamnya ada anak dan istrinya," ujar Slamet.
Usai ditangkap, ia membeberkan Bernard tidak mendapat pendampingan hukum dari PA 212 saat diperiksa oleh penyidik Polda Metro Jaya. Padahal, ia menyebut penasihat hukum DPP PA 212 sudah berada di Polda Metro Jaya untuk memberi bantuan hukum.
Selain itu, ia juga menyebut penyidik tidak memberi akses untuk menemui Bernard.
"Kami tidak diberikan akses masuk oleh penyidik ketika itu. Sampai keluar berita ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya.
Berita penangkapan dan penahanan menurut Slamet juga baru ditandatangani dini hari tadi. Bernard juga baru diperkenankan berobat usai diperiksa saat kondisinya sudah menurun.
"Istrinya tidak diizinkan untuk melihat kondisi Ustaz Bernard dan baru diperkenankan malam pukul 00.12 WIB untuk ke Polda menemui Ustaz Bernard dan menandatangi berkas penangkapan dan penahanan Ustaz Bernad dan di perkenankan pula untuk diperiksa ke dokter terkait kesehatan Ustaz Bernard yang menurun," ujar Slamet.
Atas dasar itu, DPP PA 212 menuntut pihak kepolisian untuk bertindak dan bersikap profesional dan tidak melanggar hukum, serta memperlakukan Ustaz Bernard dan keluarga sesuai hak yang dimiliki dalam menjaIankan tugasnya.
Selanjutnya, ia berkata pihaknya menuntut polisi membebaskan Bernard dan aktivis Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Falah yang juga ikut ditangkap demi keadilan hukum. Ia juga mengajak umat Islam, terutama Alumni 212 untuk tidak terpengaruh dengan segala rencana dan dugaan provokasi oleh pihak-pihak tertentu untuk menggembosi perakan perjuangan menegakkan keadilan.
"DPP PA 212 akan melakukan perlawanan dan bantuan hukum dengan menyiapkan 100 pengacara untuk Ustaz Bernard Abdul Jabbar dan aktivis masjid DKM Al-Falah Pejompongan," ujar Slamet.
Ia juga mengajak umat Islam, ulama, tokoh, emak-emak, pengacara, buruh, mahasiswa, dan lainnya untuk mengetuk pintu Iangit agar Allah SWT menyelamatkan bangsa dan menghancurkan segala kezaliman di Indonesia.
[Gambas:Video CNN]Klaim Selamatkan NinoySlamet Maarif juga mengklaim Bernard justru menyelamatkan Ninoy dari penganiyaan saat kejadian.
"Jadi berdasarkan informasi yang kami terima dari berbagai sumber yang kami datangi, kami menyimpulkan Ustaz Bernard menyelamatkan Ninoy, bukan mempersekusi Nunoy," ujar Slamet
Slamet membeberkan kronologi Bernard menyelamatkan Ninoy dari amukan massa di masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta.
Slamet mengatakan keberadaan Bernard di masjid Al-Falah karena mendengar informasi banyak korban mahasiswa dan pelajar di Masjid Al Falah karena bentrok dengan aparat. Ia berkata Bernard hendak memberikan bantuan medis karena di dalam mobil yang dikemudikannya terdapat P3K, seperti perban, betadine, hingga oksigen.
Sebelum bertolak ke Masjid Al-Falah, ia menyebut Bernard juga kebetulan hendak mencari anaknya yang ikut demonstrasi di kawasan Senayan usai berobat ke klinik di kawasan Rawa Lumbu sekitar pukul 17.00 WIB.
"Ustaz Bernard dan istri jam 19.00 WIB mencari anaknya ke arah Senayan. Ditengah jalan ada info banyak korban mahasiswa dan pelajar di Masjid Al Falah," ujarnya.
Setiba di masjid Al-Falah, Slamet menyebut Bernard dan istrinya langsung memberikan pertolongan medis kepada sejumlah korban. Namun, saat itu ia berkata Bernard mendengar ada seseorang yang dihakimi massa karena diduga penyusup.
"Spontan Ustaz Bernard menyelamatkan dan melindungi yang diduga penyusup bernama Ninoy dari amukan masa," ujar Slamet.
Saat berhasil menolong, Slamet mengklaim Bernard juga sempat menasihati Ninoy agar tidak keluar dari dalam masjid lantaran massa di luar masih terlihat marah.
"Ninoy berterima kasih pada Ustaz Bernard bahkan mencium tangan Ustaz Bernard. Setelah itu Ninoy diajak duduk dan istirahat dengan kondisi aman," ujarnya.
Setelah dirasa aman, Slamet mengatakan Bernard dan istrinya kemudian meninggalkan masjid Al-Falah untuk kembali ke rumahnya sekitar pukul 03.00 WIB.
(jps/dal)