Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga melihat banyak kejanggalan di jasad
Akbar Alamsyah, korban meninggal usai
demonstrasi di Gedung DPR/MPR. Namun keluarga tak mengizinkan visum atas jasad akbar.
Kakak korban, Fitri Rahmayani (25) mengatakan semula keluarga ingin visum karena menduga visum hanya sekadar pemindaian tubuh.
"Tadinya saya pengin visum. Cuman saya kira visum cuma di-scan, ya. Ternyata harus dibongkar," ujar Fitri kepada wartawan di TPU belakang Seskoal, Cipulir, Jakarta, Jumat (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fitri mengatakan kejanggalan dalam tewasnya Akbar terlihat dari banyaknya luka di kepala adik bungsunya itu.
"Jadi kepalanya besar kayak pakai helm, kayak semacam tumor kepala gede, lebam bibirnya sampai
nutupin lubang hidung saking keluarnya. Jontor," katanya.
Selain itu, Fitri menyebut ada kejanggalan saat Akbar mendapat perawatan di Rumah Sakit Polri, Keramat Jati, Jakarta Timur. Dia mengatakan Akbar tak memiliki riwayat penyakit apapun semasa hidupnya, namun dia harus menjalani cuci darah.
"Akbar itu enggak punya penyakit apa-apa tapi tiba-tiba cuci darah. Ada infeksi saluran kandung kemih," katanya.
Fitri juga sempat mengalami kesulitan untuk mencari keberadaan adiknya itu sejak 25 September lalu. Hingga akhirnya dia mengetahui keberadaan Akbar dari pesan berantai di media sosial.
"Tanggal 26 kejadiannya, tapi baru tanggal 27 kita baru tahu. Itu ada di Rumah Sakit Pelni," jelasnya.
Selain itu, Fitri juga belum mengetahui pihak yang pertama kali membawa Akbar menuju RS Pelni pertama kali untuk mendapatkan penanganan.
"Mereka enggak
jelasin sih siapa yang antar ke Pelni," tambahnya.
Akbar Alamsyah sempat hilang usai kerusuhan di Gedung MPR/DPR RI pada 25 September 2019 meninggal dunia di RSPAD, Jakarta.
Keluarga menemukan Akbar sudah dalam keadaan kritis beberapa waktu setelahnya. Ia pun akhirnya dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto untuk menjalani perawatan.
Mabes Polri menyebut Akbar terjatuh dari pagar. Atas kejadian itu, Polri pun mengklaim Akbar bukan korban kekerasan polisi.
"Sementara, dugaannya bahwa yang bersangkutan luka bukan akibat kekerasan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra.
[Gambas:Video CNN] (mjo/pmg)