Jakarta, CNN Indonesia -- Pertanyaan, "Sudah makan belum?", tak pernah absen dilontarkan Wakil Presiden
Jusuf Kalla kepada wartawan yang akan mewawancarainya setiap Selasa di Istana Wapres, Jakarta. Belasan wartawan dari media cetak, online, maupun televisi yang sudah menunggunya di lobi Kantor Wapres pun akan kompak menjawab, "Sudah, Pak."
Hari Selasa memang menjadi jadwal bagi JK, sapaan karibnya, untuk meladeni pertanyaan dari wartawan yang bertugas di kantornya. JK yang telah mendampingi Presiden Joko Widodo sejak 2014 itu bakal menjawab sejumlah pertanyaan dari wartawan terkait isu-isu teranyar sepekan terakhir. Istilah ini dikenal dengan
doorstop dalam dunia peliputan.
Para wartawan tak tahu pasti kenapa jadwal wawancara itu jatuh tiap Selasa. Mungkin karena awal pekan atau mungkin juga Selasa menjadi hari yang tak terlalu sibuk bagi JK sebagai Wapres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun yang kami ingat, JK selalu bersedia menjawab pertanyaan apa pun dari wartawan di hari itu. Mulai dari kebijakan pemerintah, isu hukum, ekonomi, dan gosip soal politik. Tak jarang pada kesempatan itu ia kerap mengkritik sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Kritiknya tak asal bunyi. Kadang kami berpikir jawaban yang disampaikan JK logis dan masuk akal meski ia sebenarnya bagian dari pemerintahan.
Salah satu kritik yang saya ingat dan masuk akal adalah soal sepinya Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Ia menyebut bandara itu sepi karena pembangunannya kurang perencanaan. Ditambah lokasinya yang jauh dari pusat kota Bandung.
"Perencanaannya memang tidak terlalu bagus. Lain kali jangan kita buat karena hanya ingin ada airport, karena ternyata letaknya tanggung," katanya April lalu.
Hanya itu? Tentu tidak. Pembangunan proyek Lintas Rel Terpadu (Light Rail Transit/LRT) dan jalur kereta api trans-Sulawesi pun pernah jadi sasaran kritiknya. Kedua proyek itu dianggap JK tak efisien.
Saat ditanya soal berbagai kritikan itu, JK yang juga pernah menjadi Wapres Presiden RI ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono, mengaku hanya berusaha objektif dengan menyampaikan kritik agar pemerintah menjadi lebih baik. Ia tak menampik bahwa pemerintah juga bisa keliru sehingga harus ada perbaikan.
Padat AgendaSelama dua tahun bertugas meliput JK, bisa dibilang cukup kewalahan mengikuti agendanya setiap hari. Dalam sehari, ia bisa mendatangi tiga sampai empat acara. Itu pun tak semua acara yang didatangi terkait dengan tugasnya sebagai Wapres. Maklum, selain sebagai orang nomor dua di negeri ini, JK juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Belum lagi jika ia harus menerima tamu, baik pejabat, akademisi, hingga organisasi masyarakat di Kantor Wapres maupun rumahnya. Mereka umumnya berkonsultasi atau sekadar memberi undangan acara.
Ia pun selalu terlihat masih sangat sehat dan bersemangat mengikuti berbagai rangkaian agenda. Padahal usianya 2019 ini sudah memasuki 77 tahun. Belum pernah terdengar kabar JK sakit serius.
Terakhir, ia memang sempat dirawat selama 10 hari di rumah sakit untuk menjalani perawatan usus pada Juni lalu. Saat itu bahkan JK terpaksa tak bisa melayat ke rumah duka ketika istri SBY, Ani Yudhoyono wafat. Sebelumnya ia hanya pernah dirawat untuk pemasangan ring di jantung pada 2015.
Sisanya ia masih bisa 'gesit' di tengah padatnya agenda. Ia menunjukkan bahwa dirinya masih cukup mampu untuk ke sana kemari.
Dalam wawancara dengan tim
CNN Indonesia TV September lalu, JK mengaku tak punya rahasia khusus dalam menjaga kesehatan.
Berbeda dengan Jokowi yang gemar minum jamu, JK memilih untuk menjaga kesehatan hanya dengan makan dan olahraga teratur. Selain itu, kunci sehat JK selama ini adalah ikhlas.
"Saya ikhlas-ikhlas saja menikmati semua, wawancara saya nikmati, rapat saya nikmati, ke daerah saya nikmati, ke luar negeri saya nikmati. Jadi kita harus ikhlas," tuturnya.
[Gambas:Video CNN]JK memang terbilang cukup sering melakukan perjalanan dinas ke luar kota maupun luar negeri. Jika dibandingkan Jokowi, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu lebih banyak melakukan perjalanan dinas ke luar negeri.
Wartawan kerap 'pusing' jika ditinggal JK dinas ke luar negeri berhari-hari. Karena itu artinya jadwal wawancara tiap Selasa ditiadakan. Ada semacam rasa kehilangan karena sumber berita utama yang rutin setiap pekan diwawancara tidak ada.
Seperti pada September lalu saat JK mewakili Jokowi mengikuti Sidang Ke-74 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat hampir dua pekan. Selama pemerintahan Kabinet Indonesia Kerja, kehadiran Jokowi dalam Sidang Umum PBB memang selalu diwakili JK.
Keikutsertaan JK dalam Sidang Umum PBB ini merupakan kali terakhir setelah lima tahun berturut-turut digelar. Saat itu ia mengutarakan harapan agar Jokowi bisa hadir dalam Sidang PBB tahun depan.
"Semua menanyakan, mana Pak Joko? Jadi yang ditanya Pak Jokowi. Saya harap Pak Jokowi nanti juga hadir," katanya.
Satu hal yang pasti ketika JK memenuhi undangan acara di luar negeri: kerap menyempatkan diri berjalan kaki keliling kota atau membeli buku di toko buku setempat. Tentang buku, ini sudah menjadi kebutuhan baginya.
Menurut JK, membaca buku bukan lagi kewajiban, melainkan hobi. Di sela agendanya yang padat, pemilik Kalla Group ini selalu menyempatkan diri membaca buku, baik sebelum tidur maupun pagi hari sebelum beraktivitas. Buku yang kerap ia baca kebanyakan soal bisnis dan ekonomi.
Dalam kunjungan kerjanya ke Swiss Mei lalu, misalnya, JK menyempatkan diri untuk membeli buku saat transit di Doha, Qatar. Saat itu ia dan rombongan mampir ke Doha Festival City, salah satu mall terbesar di Kota Doha.
Di sana, JK membeli beberapa buku tentang bisnis dan ekonomi. Kedua topik itu memang menjadi santapan favoritnya.
Salah satu rekan wartawan yang ikut meliput sempat bertanya pada JK.
"Bapak kan sibuk banget, kapan baca bukunya?"
"Pagi-pagi selalu saya baca buku, wajib minimal sehari," jawab JK.
Selain buku, JK sejak lama juga gemar bermain golf. Ia rutin bermain golf dua kali seminggu.
Ia kerap main golf bersama kerabat maupun rekannya seperti mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva dan sejumlah tokoh masyarakat Sulawesi Selatan.
Kegemarannya main golf ini pula yang membuat gelaran turnamen golf 'Jusuf Kalla Cup' diadakan tiap tahun. Turnamen ini digelar sejak 2015 dan masih berjalan sampai sekarang.
JK pernah mengatakan bahwa kegemarannya bermain golf merupakan salah satu upaya menjaga kebugaran tubuh.
Kini jelang jabatannya sebagai wapres berakhir, JK menyampaikan keinginan untuk rehat setelah lima tahun bergulat dengan hiruk pikuk di pemerintahan. JK menyebut dirinya bakal terus menggeluti kegiatan di bidang sosial dan kemanusiaan seperti posisinya saat ini di DMI dan PMI.
Dalam wawancara yang lalu, ia juga berjanji masih akan memberi pandangan soal ekonomi dan bisnis kepada media setelah tak lagi menjabat sebagai Wapres.
Satu hal yang jelas, ia sudah pasti ikhlas menjalankan semuanya. Mungkin juga ia akan punya banyak waktu luang untuk melahap buku-buku yang dia beli atau yang belum sempat dibaca. Pun begitu, dia juga akan punya banyak kesempatan untuk mengayunkan stik di lapangan golf.
Dan yang juga pasti, setelah ini wartawan yang biasa di Istana Wapres mungkin akan sangat jarang bertemu JK lagi. Tentu salah satu yang bakal kami rindukan selama meliput JK adalah pertanyaannya. "Sudah makan belum?".
Ucapan Terima Kasih TNI AU untuk JKWakil presiden Jusuf Kalla purna tugas pada 20 oktober mendatang. Untuk menghormati masa jabatan JK, TNI angkatan udara menyampaikan ucapan perpisahan untuk Jusuf Kalla dengan cara tak biasa, melalui jet tempur di udara.
Per Minggu, 20 Oktober 2019, JK sendiri resmi purna tugas sebagai Wapres. Posisinya digantikan Ma'ruf Amin yang bakal mendampingi Jokowi selama lima tahun ke depan.
Menjelang akhir masa jabatannya, JK pun berakhir pekan bersama keluarga besar staf Kantor Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) di Trans Studio Mall Cibubur, Minggu (13/10) lalu. Acara ini dihadiri ratusan keluarga para staf Setwapres hingga keluarga besar Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada staf terkhusus Paspampres yang selalu menjaganya.
"Paspampres kriteria keamanan, dia menjaga saya selama 24 jam, tidur pun kita (paspampres) masih menjaga di bawah. Kasihan," kata JK di Cibubur.
"Saya sampaikan terimakasih, Alhamdulillah saya aman, artinya berhasil," lanjut dia.
Tak hanya itu, JK juga mendapat apresiasi spesial dari TNI Angkatan Udara di hari-hari terakhirnya berdinas sebagai Wapres. Saat terbang dari Yogyakarta menuju Jakarta, TNI AU menerjunkan dua pesawat F-16 milik Skadron Udara III Wing III Lanud Ismahyudi Madiun untuk mengawal pesawat keperesidenan yang ditumpangi JK dan rombongan.
Dalam pengawalan itu, Letkol (Penerbang) Agus Dwi Aryanto selaku Komandan Skadron udara III berkomunikasi di udara dengan JK. Dia menyampaikan ucapan terima kasih TNI AU kepada JK selama menjabat Wapres.
JK pun membalas ucapan terima kasih itu.
"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan tentu pengabdian Anda. Dan hari ini saya berbangga dikawal Anda semua. Saya yakin perbuatan kita, negara kita terjaga semua karena Anda semua," kata JK.