Jakarta, CNN Indonesia -- Parameter Politik Indonesia (PPI) menyatakan kinerja Presiden
Joko Widodo pada periode pertama di mata publik belum maksimal. Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno mengatakan masih banyak pihak yang menyatakan kinerja Jokowi biasa saja.
"Kinerja umum Presiden Joko Widodo di mata publik dianggap relatif baik namun belum maksimal," ujar Adi di Kantor PPI, Jakarta, Kamis (17/10).
Dalam hasil survei, Adi menyampaikan 41 persen responden menilai kinerja Jokowi baik pada periode pertama. Persentase itu merupakan akumulasi dari 22,5 responden yang menilai baik dan 18,6 persen sangat baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun responden yang menilai kinerja Jokowi buruk pada periode pertama, ia menyebut sebanyak 23,3 persen atau sangat buruk 5,5 persen dan 17,8 persen buruk.
"Sementara yang menyebut biasa saja sebesar 33,4 persen," ujarnya.
Lebih lanjut, Adi menyampaikan pihaknya juga menilai kinerja Jokowi dari sisi teritori dan demografi. Pada sisi demografi, ia berkata banyak orang di pulau Jawa menilai kinerja Jokowi biasa saja. Sementara di luar Jawa menilai kinerja Jokowi baik.
"Argumennya sederhana soal pembangunan infrastruktur. Di Jawa pembangunan infrastruktur biasa saja, tapi di luar Jawa sangat penting yang kemudian diapresiasi," ujar Jokowi.
Selain itu, Adi membeberkan masyarakat desa menilai kinerja Jokowi baik dengan persentase 48,3 persen. Sementara masyarakat perkotaan, kata dia, sebanyak 33,6 persen menilai kinerja Jokowi biasa saja.
Adi menyebut penilaian kinerja baik dari masyarakat desa dipengaruhi oleh beberapa kebijakan Jokowi untuk desa, salah satunya Dana Desa hingga Bantuan Sosial.
"Kalangan Islam, kalau dari segi agama menilai kinerja Jokowi biasa saja. Tapi selain Islam menganggap kinerja Jokowi baik, hampir 82,9 persen," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Adapun untuk responden yang memiliki latar belakang pendidikan dari yang tidak taman SD hingga SMA/SMK, ia berkata cenderung menilai kinerja Jokowi baik. Sementara tamatan perguruan tinggi menilai kinerja Jokowi biasa.
"Fakta ini menunjukkan bahwa kontestasi pilpres bahwa pemilih Jokowi di pedesaan menjadi terkonfirmasi," ujar Adi.
Lebih dari itu, Adi menyampaikan konstituen parpol pendukung Jokowi solid menilai baik kinerja Jokowi. Namun, ia mengatakan hanya konstituen Gerindra dan PKS yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menilai kinerja Jokowi buruk.
"Sementara konstituen PAN dan Demokrat cenderung menilai kinerja Jokowi biasa saja," ujarnya.
Publik Senang dengan Pelantikan JokowiMayoritas publik merasa senang dengan pelantikan Joko Widodo sebagai presiden periode 2019-2024.
"Sebanyak 74,6 persen responden merasa senang menyambut pelantikan Joko Widodo," ujar Adi.
Adi mengatakan persentase 74,6 persen merupakan akumulasi dari responden yang merasa sangat senang 14,2 persen, senang 38,8 persen, dan cukup senang 21,6 persen.
Sementara responden yang merasa kurang senang, kata Adi, sebanyak 16 persen. Selain itu, ia berkata 3,9 persen merasa tidak senang dan 1,2 persen sangat tidak senang, serta 4,4 persen tidak menjawab.
Lebih lanjut, Adi membeberkan alasan para responden yang merasa senang dengan pelantikan Jokowi. Hasil survei memperlihatkan alasan terbesar responden senang adalah pemilu telah usai sebesar 17,8 persen.
Kemudian disusul alasan kinerja bagus 9,6 persen, sesuai pilihan 6,6 persen, ingin dipimpin lagi 3,4 persen, dan orang baik 2,8 persen.
Sementara yang tidak senang, Adi menyebut karena menilai pemilu curang sebesar 15,6 persen, tidak menepati janji 11,4 persen, dan tidak suka 5,9 persen.
"Selain itu mengapa tidak senang karena pro asing 5 persen dan calon presiden Prabowo Subianto lebih baik 4,3 persen," ujar Adi.
Di sisi lain, Adi membeberkan 67,4 persen responden optimis Jokowi mampu memperbaiki kondisi bangsa Indonesia lima tahun ke depan.
"Agak pesimis 16,4 persen, pesimis 6,6 persen, sangat pesimis 2,8 persen. Tidak tahun 6,8 persen," ujarnya.
Adi membeberkan temuan survei soal Jokowi itu berdasarkan hasil survei PPI terhadap 1.000 responden yang tersebar di 34 provinsi pada tanggal 5-12 Oktober 2019. Metode yang digunakan dalam survei itu adalah stratified multistage random sampling dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengumpulan data, kata Adi, dilakukan dengan metode face to face interview menggunakan kuesioner.
(jps/dal)