Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Gerindra
Sandiaga Uno mengaku sempat tak setuju jika
Partai Gerindra bergabung dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Alasannya, perlu ada pengawasan dalam sistem demokrasi.
"Saya masih berpendapat secara pribadi bahwa
checks and balances itu penting," kata dia, saat menggelar bincang santai di kediamannya di Jalan Pulombangkeng, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).
"Saya berpendapat secara pribadi alangkah baiknya partai yang tidak menang [pada pemilu] berada di luar pemerintahan memberikan masukan secara konstruktif dan bersahabat menjadi bagian dari proses
checks and balances sehingga demokrasi diperkuat," ia menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Sandi mengaku tetap mengikuti semua keputusan yang diambil Prabowo Subianto selaku Ketua Umum. Terlebih, ia sepakat untuk mengedepankan kepentingan bangsa dibanding kepentingan partai.
"Saya mengutip sebuah adagium,
your loyalty to your party stops when your loyalty to country is being called," kata dia.
[Gambas:Video CNN]"Seandainya
your country is calling for you, ya Gerindra siap mengeksekusi konsepsi tersebut," imbuhnya.
Soal konsep checks and balances yang dia maksud, Sandi mengaku pihaknya siap memberi saran yang konstruktif bagi pemerintah dan tak membuat gaduh.
Gerindra sangat siap menjadi bagian
checks and balances tersebut. Kita kasih masukan yang konstruktif dan bersahabat sehingga lima tahun ke depan ini masyarakat bisa fokus, enggak gaduh politiknya. Enggak pecah belah. Tetapi agenda yang konstruktif, pemerintah butuh masukan kok," kata dia.
Sebelumnya, Prabowo melakukan beberapa pertemuan dengan Jokowi dan juga para ketua umum parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf. Sejumlah pihak menyebut upaya itu dilakukan demi membuka kans Gerindra bergabung di kabinet Jokowi.
(tst/arh)