Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok yang berupaya menggagalkan pelantikan
presiden-wakil presiden 20 Oktober 2019 kemarin tak hanya berencana melemparkan 'bom ketapel' untuk mengganggu pelantikan. Menurut polisi mereka juga hendak melepaskan beberapa ekor monyet di gedung
MPR.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan rencana pelepasan monyet itu dibuat oleh enam tersangka yang merencanakan peledakan bom ketapel itu.
"Sudah disiapkan delapan ekor (monyet), sudah dibeli, tapi belum sempat dilepas," kata Argo dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (21/10).
Dijelaskan Argo, rencana pelepasan monyet itu bertujuan untuk membuat kegaduhan saat proses pelantikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Monyet akan dilepaskan di gedung DPR RI dan Istana Negara," ujar Argo.
Polda Metro Jaya menangkap enam tersangka kasus perencanaan peledakan dengan 'bom ketapel' saat pelantikan presiden-wakil presiden. Enam tersangka berinisial SH, E, FAB, RH, HRS, dan PSM merencanakan pelemparan 'bom ketapel' ke Gedung DPR yang menjadi lokasi pelantikan.
Keenam tersangka itu tergabung dalam sebuah grup WhastApp yang berinisial 'F' yang dibentuk oleh tersangka SH. Anggota grup WhatsApp itu berjumlah 123 orang.
Tujuan dari grup WhatsApp itu, kata Argo, untuk merencanakan aksi peledakan guna menggagalkan acara pelantikan.
[Gambas:Video CNN]Atas perbuatannya para tersangka dijerat Pasal 169 ayat 1 KUHP dan atau Pasal 187 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Undang-Undang Darurat dengan ancaman hukuman lima sampai dua puluh tahun penjara.
Polisi juga telah memeriksa tokoh alumni 212 Eggi Sudjana terkait kasus rencana penggagalan pelantikan. Eggi ditangkap di rumahnya, Minggu (20/10) dini hari. Polisi menyita handphone dari rumah Eggi.
(dis/ugo)