Daftar Nama Menteri yang Dipertahankan Jokowi

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk sekaligus melantik para menteri di Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/10). Terdapat sejumlah nama yang tidak asing. Mereka juga menjabat sebagai menteri pada periode kepemimpinan Jokowi yang pertama.

Sejumlah menteri yang dipertahankan relatif mendapat tugas melanjutkan proyek strategis nasional, mulai dari pembangunan infrastruktur, meramu kebijakan fiskal, hingga perencanaan wacana pemindahan ibu kota.

Berikut sejumlah menteri yang dipertahankan Jokowi di periode kedua:

1.Sri Mulyani

Sri Mulyani. (CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan)

Karier eksekutif Sri Mulyani dimulai saat menjabat menteri keuangan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Ydhoyono (SBY) pada 2005-2010. Ia juga pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Perekonomian pada 2008-2009. Ia pernah keluar dari kabinet SBY lantaran munculnya kasus Bank Century yang melibatkan namanya.

Direktur Pelaksana Bank Dunia ini lahir di Bandar Lampung, 26 Agustus 1962. Ia merupakan lulusan SMA Negeri 3 Semarang dan Universitas Indonesia. Sri Mulyani juga melanjutkan pendidikannya di Universitas Illionis Urbana Champaign di Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Ph.D pada 1992.

Presiden Jokowi mempertahankan peran Sri Mulyani sebagai menteri keuangan di periode 2019-2024.

2. Luhut Binsar Panjaitan

Luhut Binsar Panjaitan. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

Luhut dipertahankan Jokowi menjabat Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, yang pada periode 2019-2024 nomenklaturnya menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

"Luhut sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi. Saya kira terobosan-terobosan Indonesia sebagai poros maritim dan komitmen," kata Jokowi.

Sebelum berkarier di pemerintahan, Luhut aktif di militer. Pada 1970 ia menyelesaikan pendidikannya dari AKABRI Angkatan Darat. Ia kemudian sempat menjabat sebagai Komandan Grup3 Kopassus, komandan Pusat Kesenjataan Infanteri dan komandan Pendidikan dan Latihan TNI AD.

Kariernya menanjak. Dia menjadi komandan pertama Datasemen 81 yakni bagian dari Kopassus yang menanggulangi urusan terorisme.

Pria kelahiran 28 September 1947 itu juga pernah menempuh pendidikan dan pelatihan di National Defense University dan George Washington University di Amerika Serikat. Ia juga pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Singapura dan menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Ia memilih Partai Golkar sebagai kendaraannya untuk masuk ke dunia politik.

3. Tjahjo Kumolo

Tjahjo Kumolo. (CNN Indonesia/Dhio Faiz)

Sementara itu, Tjahjo Kumolo yang sebelumnya merupakan Menteri Dalam Negeri, kini ditunjuk sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB).

Tjahjo yang lahir pada 1 Desember 1957 itu merupakan politikus aktif sebelum menjadi Menteri Dalam Negeri. Kendaraan politiknya PDI Perjuangan.

Tjahjo lulus dari Universitas Diponegoro pada 1985. Mulanya dia memilih menjadi politikus Partai Golkar dan terpilih sebagai anggota DPR pada masa Orde Baru. Ia pun pindah menjadi politikus PDIP saat Orde Baru tumbang. Tjahjo juga sempat menjabat sebagai Sekretaris Jendral PDIP.

Ia terus terpilih menjadi anggota DPR hingga 2014. Namun pada saat itu Jokowi memintanya menjadi Mendagri.


4. Yasonna Laoly

Yasonna Laoly. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

Yasonna kembali ditunjuk sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM). Padahal, sebelumnya Yasonna mengundurkan diri dari jabatan menteri lantaran terpilih menjadi anggota DPR periode 2019-2024. Ia pun telah resmi dilantik di hadapan Mahkamah Agung.

Namun kini ia diminta kembali menjabat menajdi menteri. Oleh karena itu, ia menyatakan akan mengundurkan diri dari keanggotaanya di DPR.

Yasonna lahir di Tapanuli Tengah pada 27 Mei 1953. Dia memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Sumatera Utara pada 1978. Ia juga mendapatkan gelar masternya dari Commonwealth University dan gelar doktornya dari North Carolina University.

5. Siti Nurbaya Bakar

Siti Nurbaya Bakar. (CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan)

Siti Nurbaya, usai bertemu Presiden Jokowi pada Senin (21/10), kepada wartawan menegaskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tetao ia pimpin.

Siti lahir di Jakarta pada 28 Juli 1956. Politikus NasDem itu lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB). Sebelum berkarier di eksekutif, Siti bekerja di Bappeda Lampung selama 17 tahun.

Ia juga pernah menjabat sebagai Sekjen DPD RI pada 2006-2013. Siti pun memilih Partai Nasdem sebagai kendaraan politiknya. Ia sempat terpilih menjadi anggota DPR periode 2014-2019. Namun Jokowi memintanya menjabat sebagai Menteri LHK pada 2014.

Lanjut ke halaman berikutnya

FOKUS Kabinet Kerja dan Kerja Jokowi Politikus Kritik Pembatalan Jokowi ke Priok Pengumuman Batal karena Muncul Nama-nama Baru