Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Ketua Umum Pro Jokowi (Projo)
Budi Arie Setiadi ramai dibicarakan setelah dirinya ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai
Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam Kabinet Indonesia Maju. Dia akan mendampingi Menteri Abdul Halim Iskandar yang sudah dilantik.
Budi alias Muni mulai dikenal khalayak luas saat membentuk Projo dan mendukung Jokowi di Pilpres 2014. Dia pendukung kental Jokowi. Budi kembali membantu memenangkan Wali Kota Solo tersebut pada Pilpres 2019.
Budi lahir di Jakarta, 20 April 1969. Lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada 1996 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menjadi relawan pendukung Jokowi, Budi merupakan politikus PDIP. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Balitbang PDIP DKI Jakarta selama lima tahun pada 2005 lalu. Pria kelahiran 1969 itu juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP DKI Jakarta.
Dalam situs pribadinya,
budiariesetiadi.
com, Budi mengatakan pernyataannya kerap dikutip media sebagai representasi sikap relawan pendukung Jokowi. Ia juga dikenal vokal menepis berbagai tudingan oposisi yang ditujukan pada Jokowi.
Baru-baru ini, Budi mengingatkan seluruh pihak yang ingin menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih 2019 harus siap menghadapi perlawanan rakyat. Projo siap pasang badan melawan pihak yang ingin mengganggu pelantikan Jokowi pada 20 Oktober.
Ia menegaskan upaya menggagalkan pelantikan presiden sama saja merampas suara rakyat dan merusak demokrasi.
"Kami juga mengimbau kepada pihak-pihak yang ingin menggagalkan pelantikan harus siap menghadapi perlawanan dan kemarahan rakyat," Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (8/10).
Jauh sebelum berpolitik, Budi muda dikenal sebagai mahasiswa yang aktif memimpin gerakan pelajar. Ia pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM ) FISIP UI 1994 dan juga Presidium Senat Mahasiswa UI pada 1994-1995.
[Gambas:Video CNN]Ia juga pernah mendirikan dan membina Kelompok Pembela Mahasiwa (KPM) UI dan aktif dalam pers kemahasiswaan sebagai redaktur pelaksana Majalah Suara Mahasiswa UI pada 1993-1994.
Budi juga tercatat pernah berkecimpung di dunia kewartawanan. Medio 1994-1996 silam, dia mengelola surat kabar mingguan Media Indonesia bersama sejumlah wartawan Tempo yang dibredel pemerintahan Soeharto.
Dia kemudian mendirikan surat kabar Bergerak yang sangat kritis pada 1998 silam. Budi, bersama sejumlah seniornya, turut dalam pembentukan surat kabar mingguan bertema ekonomi Kontan. Dia menjadi jurnalis Kontan hingga 2001.
"Siapa pun yang mengaku relawan Jokowi sejati pasti bukan relawan kardus. Sebab mereka paham dan sadar bahwa Jokowi adalah anak kandungnya rakyat. Pemimpin rakyat yang dikandung dan lahir dari rahimnya rakyat itu sendiri. Jokowi adalah energi rakyat , " ujar Budi menggebu-gebu pada 2018 lalu. (rds/bmw)