Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan mengaku diam-diam sudah menyisir rencana penggunaan anggaran Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta tahun 2020.
Namun, ia enggan memberitahu kepada publik penyisiran anggaran tersebut. Menurut Anies, dirinya bukan orang yang gemar cari pangung dengan penyisiran anggaran.
"Ini ada puluhan ribu item [yang harus diisi dan dicek manual]. Saya kerjakan satu-satu kemarin. Cuma saya ini tidak berpanggung," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengaku penyisiran anggaran satu per satu dan pengkajian ulang itu dilakukan bersama tim internalnya. Anies juga mengaku sudah mengetahui ada sejumlah keanehan saat menyisir anggaran.
Namun lagi-lagi ia mengatakan dirinya enggan membeberkan ke luar.
"Tapi saya kan tidak umumkan ke luar bukan? Karena memang saya mau mengoreksi. Ini tidak bisa seperti ini terus," ujar mantan Mendikbud tersebut.
Menurut Anies, memberitahu ke publik terkait keganjilan itu hanya akan menambah kegaduhan di publik. Ia pun menyinggung langkah gubernur yang identik dan kerap memarahi anak buah saat ditemukan anggaran yang ganjil.
[Gambas:Video CNN]Dia mengaku tak ingin menjadi gubernur yang mencari sensasi dengan menyalahkan anak buah. Anies mengatakan setidaknya ada tiga tipe orang: pertama orang yang menyelesaikan masalah, memperumit masalah, atau mengaktualisasi diri.
"Kalau diumumkan hanya menimbulkan kehebohan. Gubernurnya kelihatan keren sih, memarahi anak buahnya, tapi bukan itu yang saya cari. Yang saya cari adalah begitu saya tahu masalahnya, ini harus dikoreksi," katanya.
Setidaknya ada dua anggaran yang sempat viral di DKI. Pertama anggaran pengadaan lem aibon sebesar Rp82,8 miliar dan kedua adalah pengadaan pulpen sebesar Rp123,8 miliar. Namun, ditegaskan kedua anggaran ini sudah direvisi.
(ctr/kid)