
Wapres Sebut Tak Perlu Buruk Sangka Soal Bom, Wajib Waspada
CNN Indonesia | Rabu, 13/11/2019 23:22 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pada semua pihak agar lebih waspada terhadap berbagai hal mencurigakan pasca bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11) pagi.
Menurut Ma'ruf, peristiwa bom bunuh diri itu mengingatkan pada penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu yang tak terduga.
"Saya kira kita harus lebih waspada menghadapi apa saja, memang kita tidak boleh suuzan, tapi sekarang ini perlu juga kecurigaan-kecurigaan ya, karena ternyata yang pembawa bom bunuh diri itu menggunakan atribut ojol," ujar Ma'ruf di Sentul International Convention Center, Jawa Barat.
Ma'ruf mengimbau agar RT/RW lebih proaktif dalam mengawasi lingkungannya. Dengan demikian, kejadian seperti bom bunuh diri di Medan dapat dicegah lebih cepat.
"Semua instrumen kita optimalkan untuk mewaspadai kemungkinan kelompok teroris itu. Sampai RT/RW kita fungsikan untuk bisa memonitor keadaan sekitar, sehingga bisa dicegah lebih dini," katanya.
Diketahui ledakan bom bunuh diri terjadi di Mako Polrestabes Medan pukul 08.45 WIB tadi. Satu orang dilaporkan tewas yang diduga merupakan pelaku.
[Gambas:Video CNN]
Kejadian ini juga mengakibatkan enam orang lainnya mengalami luka, serta merusak empat kendaraan.
Singgung Kemiskinan
Di samping itu, Ma'ruf menyatakan upaya penanggulangan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kata Ma'ruf, angka kemiskinan per Maret 2019 tercatat sebesar 9,41 persen atau setara 25,14 juta orang.
"Kita tak boleh puas diri, penurunan tingkat kemiskinan harus lebih cepat lagi dan berlangsung menyeluruh. Meski tingkat kemiskinan satu digit tapi kemiskinan masih cukup besar, sekitar 25 juta orang," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, terdapat sejumlah prioritas yang dapat dilakukan untuk menekan angka kemiskinan. Salah satunya melalui pembiayaan UMKM yang mudah dan penyederhanaan perizinan.
Selama ini, menurutnya, produktivitas UMKM masih sangat rendah. Hal ini tak lepas dari rendahnya tingkat pendidikan, pemanfaatan teknologi yang terbatas, minim akses bahan baku hingga akses pemodalan.
"Keuangan berbasis bank dan mikro dapat memudahkan usaha mikro kecil untuk memperoleh pembiayaan. Bisa juga dilakukan penyederhanaan atau mungkin penghapusan izin regulasi yang menghambat," katanya.
Ma'ruf mendorong perbaikan reformasi birokrasi sebagai upaya menanggulangi kemiskinan. Ia pun meminta pada seluruh pejabat daerah agar mau bekerja sama demi mencapai hal tersebut.
"Tanpa bekerja bersama, koordinasi yang kuat antara pusat dan daerah, maka produktivitas Indonesia maju akan sulit menjadi kenyataan," tuturnya. (pris/ayp)
Menurut Ma'ruf, peristiwa bom bunuh diri itu mengingatkan pada penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu yang tak terduga.
"Saya kira kita harus lebih waspada menghadapi apa saja, memang kita tidak boleh suuzan, tapi sekarang ini perlu juga kecurigaan-kecurigaan ya, karena ternyata yang pembawa bom bunuh diri itu menggunakan atribut ojol," ujar Ma'ruf di Sentul International Convention Center, Jawa Barat.
Ma'ruf mengimbau agar RT/RW lebih proaktif dalam mengawasi lingkungannya. Dengan demikian, kejadian seperti bom bunuh diri di Medan dapat dicegah lebih cepat.
"Semua instrumen kita optimalkan untuk mewaspadai kemungkinan kelompok teroris itu. Sampai RT/RW kita fungsikan untuk bisa memonitor keadaan sekitar, sehingga bisa dicegah lebih dini," katanya.
Diketahui ledakan bom bunuh diri terjadi di Mako Polrestabes Medan pukul 08.45 WIB tadi. Satu orang dilaporkan tewas yang diduga merupakan pelaku.
[Gambas:Video CNN]
Kejadian ini juga mengakibatkan enam orang lainnya mengalami luka, serta merusak empat kendaraan.
Singgung Kemiskinan
Di samping itu, Ma'ruf menyatakan upaya penanggulangan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kata Ma'ruf, angka kemiskinan per Maret 2019 tercatat sebesar 9,41 persen atau setara 25,14 juta orang.
"Kita tak boleh puas diri, penurunan tingkat kemiskinan harus lebih cepat lagi dan berlangsung menyeluruh. Meski tingkat kemiskinan satu digit tapi kemiskinan masih cukup besar, sekitar 25 juta orang," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, terdapat sejumlah prioritas yang dapat dilakukan untuk menekan angka kemiskinan. Salah satunya melalui pembiayaan UMKM yang mudah dan penyederhanaan perizinan.
Selama ini, menurutnya, produktivitas UMKM masih sangat rendah. Hal ini tak lepas dari rendahnya tingkat pendidikan, pemanfaatan teknologi yang terbatas, minim akses bahan baku hingga akses pemodalan.
"Keuangan berbasis bank dan mikro dapat memudahkan usaha mikro kecil untuk memperoleh pembiayaan. Bisa juga dilakukan penyederhanaan atau mungkin penghapusan izin regulasi yang menghambat," katanya.
Ma'ruf mendorong perbaikan reformasi birokrasi sebagai upaya menanggulangi kemiskinan. Ia pun meminta pada seluruh pejabat daerah agar mau bekerja sama demi mencapai hal tersebut.
"Tanpa bekerja bersama, koordinasi yang kuat antara pusat dan daerah, maka produktivitas Indonesia maju akan sulit menjadi kenyataan," tuturnya. (pris/ayp)
ARTIKEL TERKAIT

Seluruh Markas Polisi Diperketat Usai Bom di Medan
Nasional 1 bulan yang lalu
Jokowi Pimpin Peringatan Hari Pahlawan di TMP Kalibata
Nasional 1 bulan yang lalu
Ma'ruf Amin Imbau Santri Semangat Belajar Agar Jadi Wapres
Nasional 1 bulan yang lalu
Ma'ruf Amin Kenang Sang Ayah Pengajar Tekun Pencetak Kyai
Nasional 1 bulan yang lalu
Cegah Desa Fiktif, Ma'ruf Minta Data Penerima Dana Diperbarui
Nasional 1 bulan yang lalu
Jokowi-Ma'ruf Gelar Maulid Nabi Muhammad di Istana Negara
Nasional 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Ma'ruf Amin Minta BUMN Tak Lagi Urus Bisnis Skala Kecil
Ekonomi • 15 November 2019 19:40
Orang Miskin Turun Jadi 25 Juta, Ma'ruf Amin Belum Puas
Ekonomi • 14 November 2019 14:54
Buntut Bom Medan, Menhub Akan Panggil Aplikator Ojol
Ekonomi • 13 November 2019 13:38
FAO Laporkan Orang Kelaparan Susut di Era Jokowi
Ekonomi • 07 November 2019 11:09
TERPOPULER

Rahasia Rendang Indonesia Tahan Lama Meski Dikirim ke Nepal
Nasional • 1 hari yang lalu
Muhammadiyah soal Wantimpres: Negara Pro Konglomerat
Nasional 1 jam yang lalu
Mengenal Teknik Serangga Mandul Batan yang Bisa Cegah DBD
Nasional 2 hari yang lalu