Jakarta, CNN Indonesia -- Fraksi
PDI Perjuangan di DPRD DKI menolak rencana
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun wisma atau hotel di kawasan
revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). PDIP khawatir akan terjadi pergeseran budaya jika terdapat hotel dalam kompleks TIM.
"Yang kami soroti, kita ingin ada kekuatan dalam mempertahankan jati diri bangsa melalui budaya. Ada ruang yang memang kita pertahankan untuk bisa melestarikan leluhur bangsa," kata Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono saat dihubungi, Senin (25/11).
"Maka revitalisasi yang dilakukan tidak boleh melenceng dari tujuan itu. Jangan ruang yang diperuntukkan ketahanan budaya, justru dimanfaatkan untuk area bisnis. Itu kan keluar dari konteks pelestarian budaya," lanjut Gembong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gembong bilang DPP PDIP memerintahkan langsung kepada Fraksi PDIP untuk mengkritisi pembangunan hotel dalam kompleks TIM.
Tujuan pembangunan hotel tersebut, menurutnya, berorientasi mencari keuntungan. Padahal, yang harus dilakukan Pemprov DKI adalah memfasilitasi para budayawan agar mendapat ruang untuk mendukung kerja-kerja kesenian mereka.
"Kalau begini bukan lagi melestarikan budaya tapi bicara untung rugi," jelas dia.
Pembangunan hotel ini masuk dalam proyek revitalisasi TIM yang memakan biaya hingga Rp1,8 triliun. Proyek revitalisasi diperkirakan selesai pada 2021. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah melakukan
groundbreaking proyek ini.
"Setelah November lalu kita melaksanakan rancangan, akhirnya kita melaksanakan
groundbreaking," kata Anies di TIM Jakarta, awal Juli lalu.
Direktur Proyek Revitalisasi TIM Luky Ismayanti mendetail bahwa setengah dari konsep revitalisasi TIM bernuansa ruang terbuka hijau. Mulai dari area publik hingga atap gedung akan dibangun seperti taman.
"RTH yang
existing ada 15 persen untuk itu kita tambah menjadi 50 persen akan ada bagian terbuka hijaunya, termasuk
rooftop gedung," jelas Luky.
Pembangunan hotel masuk dalam tahap II proyek revitalisasi. Luky berkata akan terjadi pemindahan bangunan yang semula theater XXI menjadi Pusat Film Jakarta.
Kemudian, kompleks TIM akan dibangun dengan Wisma TIM yang akan digunakan untuk penginapan para tamu.
"Jadi wisma TIM bisa disewakan jadi semacam penginapan. Itu yang kita gunakan untuk pengoperasian TIM juga nantinya," tutup dia.
[Gambas:Video CNN]Fraksi PDIP berpendapat sangat tidak pas jika DKI memiliki keinginan untuk memindahkan para seniman ke wisma atau hotel yang akan dibangun itu. Apalagi, menurut Gembong, sudah banyak hotel di sekitar TIM yang bisa dijadikan tempat peristirahatan bagi tamu, wisatawan dan seniman.
"Enggak elok juga kalau penyediaan hotel bintang lima yang tarifnya pasti mahal untuk seniman. Alasan Pak Anies untuk membangun hotel ini hanya kamuflase untuk menutup dari publik bahwa ada orientasi bisnis di sana," ujar Gembong.
(ctr/wis)