Palembang, CNN Indonesia -- Perburuan diduga kuat menjadi penyebab
Harimau Sumatra belakangan ini keluar dari habitatnya di beberapa kawasan
hutan lindung yang ada di Sumatera Selatan, khususnya di Kota Pagar Alam dan Kabupaten Lahat.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Martialis Puspito mengatakan, sebelum terjadi penyerangan pertama di Taman Wisata Gunung Dempo terhadap seorang wisatawan, Irfan (18). Sebelum menyerang, harimau tersebut terdengar mengaum terlebih dahulu.
Pria yang akrab disapa Ito ini berujar, seorang warga lokal, Sleman mengaku mendengar Irfan mengatakan akan mengambil anak harimau untuk dijual ke Palembang. Tak lama, harimau mengaum dan menyerang Irfan yang tengah berada di dalam tenda. Akibat serangan harimau tersebut korban mengalami sejumlah luka di bagian wajah.
Ito ini berujar, ada 2 sebab harimau mengaum. Pertama karena hendak kawin, yang kedua karena mencari anaknya. Pihaknya belum bisa memastikan penyebab mana yang menyebabkan harimau tersebut mengaum namun diduga kuat karena mencari anaknya.
"Itu kita duga kuat setelah ada laporan warga Desa Pematang Bango melihat 3 ekor harimau sebesar anjing. Kemungkinan besar itu anaknya, karena kalau ukuran induknya jauh lebih besar dari anjing," ujar Ito, Selasa (3/12).
Dirinya berujar, anak harimau berkeliaran tanpa induknya, terutama di luar kawasan hutan lindung yang merupakan habitat aslinya sangatlah tidak lazim. Penemuan 3 anakan harimau tersebut terpisah di 2 lokasi. Dua ekor anak harimau terpisah sejauh 200 meter dari 1 anak harimau lainnya.
[Gambas:Video CNN]
Ito menduga kuat, harimau yang menyerang Irfan di Gunung Dempo pada Sabtu (16/11) merupakan induk dari 3 anak harimau yang terlihat oleh warga Desa Pematang Bango. Dugaan ini muncul karena dua lokasi penyerangan terhadap Irfan dan korban di Desa Pematang Bango masih satu kawasan. Keduanya berada di sekitar hutan lindung Gunung Dempo. Wilayah ini juga satu koridor jelajah harimau, yakni Kantong Harimau Bukit Dingin seluas 63 ribu hektare.
"Curiganya, kenapa terpisah sebegitu jauh induk dan anaknya. Anak-anaknya saja terpisah sampai 2 kilometer. Anakan harimau itu terlepas apa dilepaskan dari yang ngambil," kata dia.
Berdasarkan informasi, menurutnya di Kampung IV ada pemburu yang berkeliaran. Kampung ini merupakan jalur pendakian di Gunung Dempo. Namun pihaknya perlu memastikan kembali informasi tersebut.
Dengan maraknya jejak serta penyerangan harimau yang menyebabkan manusia dan hewan ternak jadi korban, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mencederai, membunuh, apalagi memburu secara sengaja. Ia mengingatkan Harimau menyerang karena ada gangguan kuat di habitatnya.
"Mereka itu disorientasi karena berkeliaran tidak pada koridornya. Harimau itu seperti manusia, dia pakai jalur yang sudah terbuka, tidak masuk ke semak-semak. Jadi kemungkinan bertemu dengan manusianya besar. Petugas pun kini sedang melakukan proses evakuasi dengan menelusuri jejak-jejak yang ada," kata dia.
Sementara itu, Kapolsek Dempo Selatan Inspektur Satu Zaldi Jaya berujar, saat ini pihaknya sedang melakukan pendakian untuk menelusuri jejak harimau yang kemarin menyerang salah seorang warga Dusun Tebat Benawa, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(idz/eks)