Luka Warga Tamansari: Dipukuli Saat Mau Selamatkan Anak Istri

CNN Indonesia
Selasa, 17 Des 2019 14:34 WIB
Warga Tamansari, Bandung, yang menjadi korban penggusuran dipukuli aparat kepolisian dan Satpol PP mulai Kepala hingga alat vital.
Seorang anak membawa boneka miliknya saat penggusuran permukiman Tamansari di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Bandung, CNN Indonesia -- Pembongkaran belasan rumah warga RW 11 Kelurahan TamansariBandung, Kamis (12/12) lalu berlangsung ricuh. Penertiban aset Pemkot Bandung berujung penggusuran hunian warga itu adalah bagian dari rencana pemerintah daerah untuk melaksanakan program rumah deret.

Enzo (39), salah satu warga yang menghuni rumah di RW 11 Tamansari tampak tertatih-tatih berjalan dibantu rekannya saat ditemui di Masjid Al-Islam, Senin (16/12).

Dia duduk di atas kursi sambil menghela napas sejenak. Di wajahnya, tepat di bawah kelopak mata bagian pipi kanan menempel perban putih. Wajahnya memar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah dua anak itu merupakan warga yang menjadi korban kekerasan yang diduga dilakukan aparat kepolisian dan Satpol PP Kota Bandung ketika terjadi penggusuran.


Enzo menceritakan kejadian Kamis pagi itu. Peristiwa bermula ketika warga mendapatkan surat peringatan dari Satpol PP untuk mengosongkan rumah. Surat tersebut diterima pada Rabu sore sebelumnya. Namun tidak ada tenggat waktu mengosongkan rumah.

Keesokan paginya tiba-tiba datang ribuan petugas Satpol PP dan polisi.

"Waktu itu, sekitar jam 8 pagi di samping masjid ini saya lihat ada banyak petugas. Ada dari Satpol PP, polisi dan tentara. Satpol PP memaksa masuk ke lingkungan warga," katanya.

Petugas mengoperasikan alat berat saat pengosongan dan pengamanan lahan RW 11 Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Enzo menanyakan maksud kedatangan para petugas tersebut. Mereka, kata dia, meminta warga mengosongkan lahan milik warga.

Tanpa ada kesepakatan, petugas langsung mengeluarkan barang-barang yang berada di dalam rumah Enzo. Pria yang akrab disapa Ajo ini sempat memohon aparat menghentikan aksinya namun tak digubris.

"Rumah saya paling pertama dikeluarkan barang-barangnya. Pintu rumah dijebol paksa. Meski mencoba menghalangi, mereka tetap mengeluarkan barang-barang di rumah," ujarnya.


Dalam insiden tersebut, Enzo kehilangan ponsel dan kacamata.

"Ketika saya menghalangi malah disebut provokasi," kata Enzo yang mengaku heran atas tuduhan tersebut.

Selanjutnya, alat berat yang didatangkan Satpol PP mulai beroperasi. Alat tersebut menghancurkan rumahnya yang berdekatan dengan Taman Film.

Petugas membawa barang milik warga saat penggusuran permukiman Tamansari di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Setelah itu, warga bersama pendamping mencoba menghalangi para petugas. Mereka merasa belum ada kesepakatan dan tidak ada sosialisasi terlebih dahulu. Kericuhan pun tak terhindarkan. Dalam situasi tersebut, aparat kepolisian mulai menembakkan gas air mata ke arah massa.

Saat terjadinya penembakan gas air mata, Enzo sedang berada di pelataran parkir masjid. Dia berjalan ke sisi samping masjid hendak memastikan anak dan istrinya berada dalam keadaan aman.

"Saya mau melihat kondisi anak saya di lantai dua masjid. Tapi polisi tidak percaya walau sudah saya tunjukin KTP. Sampai saya dipaksa lari sambil mereka mentungin badan saya," ucapnya.


Istri Enzo, Silvia (37) membenarkan kronologis yang disampaikan suaminya. Dia bersama kedua anaknya sedang berada di lantai dua masjid.

"Anak-anak memang sedang ada di atas tapi suami mengira lagi di bawah. Dia mau nyelamatin anaknya tapi langsung diadang aparat dan langsung dihajar. Dia sampai nunjukin KTP, tapi tetap dihajar," kata Silvia.

Silvia sempat cemas karena suaminya terus dikejar aparat. Bahkan setelah penggusuran, ia tak menemui keberadaan suaminya yang saat itu sudah kehilangan ponsel.

"Saya dapat kabar Kang Ajo (panggilan Enzo) ada di Rumah Sakit Sartika Asih. Saya tidak mengerti kenapa suami saya bisa dipukuli, dia bukan penjahat," ujar Silvia.



Setelah dipukuli di samping masjid, Enzo berlari ke arah ATM yang berada di Balubur Town Square (Baltos). Di sana, ia kembali dipukuli oleh lima hingga enam anggota polisi. Pukulan yang diterima bertubi-tubi, baik menggunakan kepalan tangan maupun pentungan.

Setelah mendapatkan kekerasan, Enzo dibawa tim medis Polrestabes Bandung ke ambulans.

"Saat dibawa ke ambulans, saya berharap dapat perawatan. Karena lukanya dalam ternyata harus dijahit. Tapi waktu itu hanya dikasih perban doang," ujarnya.


Tak sampai di situ, Enzo kembali mendapat perlakuan kekerasan dari petugas Satpol PP. Sebuah tabung oksigen dipukulkan tepat ke arah bagian vital tubuhnya.

"Alat vital saya sampai dipukul dengan tabung oksigen sama Satpol PP. Saya kira ada sekitar 5-6 orang Satpol PP yang memukuli saya," ujarnya.

Setelah mendapat perlakuan kekerasan aparat, Enzo dibawa menuju Polrestabes Bandung. Dia dimintai keterangan data diri, foto, serta membuat surat pernyataan.

Sebuah rumah terbakar pascabentrok warga dengan petugas saat pengosongan lahan dan pengamanan lahan RW 11 Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Kemudian dia dibawa ke RS Sartika Asih untuk mendapatkan perawatan. Setelah ditangani, Enzo mendapatkan empat jahitan di bagian pipi kanannya.

Tim Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung kemudian menjemputnya untuk kembali ke Tamansari pada Jumat (13/12) dini hari.

"Luka memar ada di bagian dada, punggung, otak dan alat vital," ujarnya.

Hingga kini, Enzo masih merasakan sakit. Namun dari semua rasa sakit itu, dia masih tak mengerti aksi represif Satpol PP dan polisi yang semestinya menjadi pengayom masyarakat.

"Saya bukan penjahat, saya hanya warga yang sedang mempertahankan hak untuk ruang hidupnya. Kenapa harus memakai kekerasan," kata Enzo.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan dalam insiden kerusuhan dalam penggusuran 15 anggota Polrestabes Bandung diperiksa.

Pemeriksaan untuk mengetahui detail kejadian "Dari internal dulu karena Propam fokus ke internal, nanti hasilnya disampaikan," kata Asep.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung Rasdian Setiadi membantah personelnya bertindak represif dalam penggusuran di Tamansari.

Bahkan dalam kegiatan yang menurutnya untuk menertibkan aset Pemkot Bandung itu, anggota Satpol PP juga jadi korban.

"Saat anggota kita dipukuli kita juga diam. Tetap dalam posisi bertahan," ujarnya.

Rasdian menambahkan, delapan orang petugas Satpol PP yang mengalami luka karena terkena lemparan batu oleh sekelompok orang ketika terjadi kericuhan saat penertiban.

"Kita mundur karena sudah terkena pelemparan batu, itu pun sudah kena beberapa orang. Setelah konsolidasi dengan pihak kepolisian, kelompok itu sudah diperingatkan untuk mundur," ujarnya


Sejak 2017, Pemkot Bandung telah berencana membangun proyek rumah deret di kawasan pemukiman warga RW 11 Kelurahan Tamansari tersebut. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung, Dadang Darmawan memastikan pembangunan rumah deret Tamansari tetap dilanjutkan.


[Gambas:Video CNN] (hyg/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER