Jakarta, CNN Indonesia --
Hujan deras yang mengguyur wilayah
DKI Jakarta di pengujung tahun menimbulkan genangan, bahkan banjir.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini menyatakan pihaknya sudah melakukan pengerukan sejak Juni 2019. Namun, pelebaran Sungai Ciliwung masih jalan di tempat karena terkendala pembebasan lahan hingga 2020.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah mengakui belum bisa merampungkan normalisasi sungai Ciliwung-Cisedane hingga 100 persen. Saat pembebasan lahan terkendala, kata dia, justru terjadi penyempitan luas sungai meskipun pengerukan masih dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Seharusnya, sungai kan semakin lebar dan luas. Nah, Ciliwung-Cisadane justru semakin lama semakin kecil. Idealnya 40-50 meter, tapi nyatanya ya bisa lihat sendiri," ujar Bambang saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (19/12).
Dari data BBWSCC, panjang Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta yang rencananya dilakukan normalisasi adalah 19,9 kilometer. Sementara rencana pembuatan tanggul mencapai 33,69 kilometer.
"Kalau targetnya 33,69 kilometer [tanggul], tapi baru terealisasi 16,19 kilometer," ujar Bambang Hidayah.
Bambang menyebut salah satu kendala yang masih dialami BBWSCC dan Pemprov DKI Jakarta adalah pembebasan lahan. Warga yang masih kekeh menghuni enggan direlokasi ke tempat yang telah disediakan.
"Sekarang masih ada [warga yang tinggal di pinggiran Ciliwung], makanya susah membebaskan lahan. Mereka [warga] merasa sungai itu karunia Tuhan. Makanya kami khawatir kalau banjir bandang kan mereka bisa hanyut, karena bangunannya semipermanen. Padahal, sudah ada rusunawa yang tempatnya jauh lebih layak, eh tapi malah merasa lebih nyaman disana," kata dia.
Untuk rencana normalisasi Sungai Ciliwung tersebut lahan yang dibutuhkan di wilayah DKI Jakarta secara keseluruhan mencapai 46,47 hektare, namun yang sudah dibebaskan baru 16,04 hektare.
[Gambas:Video CNN]Selain pembebasan lahan, Bambang mengatakan BBWSCC juga mempertimbangkan aspek kemanusiaan. Bambang menyebut hunian warga tak hanya rawan hanyut saat banjir, tapi juga tercemar limbah domestik.
Sedangkan untuk solusi banjir, Bambang mengatakan BBWSCC juga menyiagakan Satuan Tugas (Satgas) Banjir.
"Tidak hanya Satgas Banjir, pengecekan pompa air, mobil PAM,
dump truck, dan karung-karung juga kami siagakan," kata dia.
(adt/kid)