Jakarta, CNN Indonesia -- Ariyadi, warga Jakarta Timur, membonceng dua putranya, Damiri (4) dan Daffa (8), dan satu keponakannya dengan sepeda motor ke lokasi
banjir. Dia ingin memperlihatkan banjir Jakarta sambil mandi hujan.
Ariyadi yang mengenakan jas hujan warna hijau transparan dan helm biru, menuntun tiga bocah itu ke genangan di Jalan D.I. Panjaitan, dekat halte bus Transjakarta Cawang Soetoyo, Jaktim.
Banjir yang menggenang di lokasi itu membuat lalu lintas lumpuh. Bus Transjakarta, truk, mobil pikap enggan menembus genangan. Satu unit taksi mogok di tengah genangan. Sementara, sepeda motor berusaha menembus banjir dari sisi jalur sebelah kanan yang lebih dangkal. Beberapa di antaranya sudah mogok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat puluhan petugas gabungan dari Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Cipinang Cempedak dan petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur telah bersiap di lokasi sejak banjir terjadi.
Mulanya, ketiga bocah terlihat masih malu-malu bermain di genangan. Tak berapa lama, dengan berpakaian lengkap dengan jaket, mereka menceburkan diri ke genangan bak tengah bermain di
water park.
Damiri bahkan tak segan menenggelamkan hampir seluruh badannya ke dalam air. Sesekali mereka berpose tiga jari ala anak metal dan meloncat ke dalam air.
Bus Minitrans melaju pelan di lajur jalan yang lebih dangkal. Si bocah itu pun bermain lebih ke pinggir jalan dekat trotoar.
Ariyadi, yang tinggal di dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) hanya ingin menunjukkan banjir kepada mereka sambil bermain.
 Dua putra Ariyadi dan keponakannya bersama-sama bermain di 'water park' jalanan. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra) |
"Saya
pengen memperlihatkan kepada anak [bahwa] Jakarta tuh banjir," selorohnya, Rabu (1/1).
Ia pun mengaku tak risau dengan kesehatan anak-anaknya. Baginya, penyakit datang justru karena dikekang dalam banyak hal.
"Oh enggak, kita sudah dari kecil pakai istilahnya jangan terlalu dikekang lah makanan, main hujan, tapi kalau bisa jaga kondisi juga tetap sehat," tutur dia.
"Orang sakit itu kan karena pemikirannya dilarang makan ini, makan ini
ntar sakit,
ntar sakit, padahal enggak," ia menambahkan.
Sesekali, saat menemani anaknya bermain air, Ariyadi menyuapi mereka dengan makanan yang sudah dibeli saat perjalanan.
"Di rumah sempat makan, tapi istilahnya kalau hujan kan lapar ya. Supaya biar kuat daya tahan juga," ucapnya.
Sudah 30 menit keluarga itu bermain di banjir. Mereka kembali ke rumahnya dalam kondisi basah, dan tersenyum.
Tak hanya Ariyadi dan anak-anaknya, warganet pun menyambut banjir parah itu dari perspektif lain. Misalnya, bermain kano di banjir, memainkan kasur bak perahu di dalam rumah yang kebanjiran, hingga memancing.
Beberapa sindiran ditujukan kepada Gubernur DKI Anies Baswedan dengan memelesetkan slogan kampanyenya di Pilkada DKI 2017.
"'Banjir kotanya, bahagia warganya', 'bahagia warganya, tenggelam kotanya'," seloroh netizen.
Damanhuri, anggota PPSU Kelurahan Cipinang Cempedak mengatakan banjir setinggi dengkul sudah terjadi di lokasi itu sejak pukul 03.00 WIB. Ia mengaku langsung turun bertugas ke lapangan satu jam setelahnya. Menurutnya, banjir setinggi itu baru terjadi kali ini terjadi.
"Banjir sebetulnya sudah pernah terjadi, tapi kalau tingginya segini (sedengkul), baru sekarang aja," kata Damanhuri ketika ditemui di depan Halte Cawang Soetoyo.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan ada 103 titik banjir di Jakarta dan sekitarnya pada Rabu (1/1). Curah hujan yang tinggi disebut menjadi penyebabnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut banjir ini karena normalisasi sungai yang belum tuntas. Sementara, Anies mengklaim bencana ini akibat air kiriman dari selatan.
(arh)