Jakarta, CNN Indonesia -- Ari tampak berjibaku dengan hanya mengandalkan ember berukuran sedang untuk mengambil air dari selokan di depan Asrama Yatim dan Dhuafa yang terletak di kawasan Kemang Pratama, Kota
Bekasi, Jawa Barat. Dengan air itu, Ari membersihkan lumpur dan sampah yang tersisa usai
banjir yang merendam kawasan ini.
Ari merupakan pengurus asrama berlantai dua itu. Dia tak sendiri membersihkan bangunan tersebut dari sisa-sisa banjir. Dibantu rekannya sesama pengurus dan belasan anak-anak penghuni asrama, Ari bahu membahu menyiramkan air ke lumpur agar mudah dibersihkan.
Mereka pertama-tama lebih dulu membersihkan lumpur di dalam asrama. Setelah bersih, pembersihan dilanjutkan ke halaman dan depan asrama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lumpur di halaman dan depan asrama tampak lebih tebal tebal. Ketebalan lumpur ini yang membuat mereka lebih bekerja keras lagi.
Ari menuturkan, kondisi sisa banjir kali ini lebih parah. Sebab, kata dia, banjir di awal tahun 2020 ini merupakan yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab kali ini, permukaan banjir di kawasan Kemang Pratama ini mencapai dua meter.
"Banjirnya tinggi sampai dua meteran. Arusnya juga kuat banget," ujar Ari di sela membersihkan Asrama Yatim dan Dhuafa, Kemang Pratama, Kota Bekasi, Kamis (2/1).
Ari cs terpaksa menimba air selokan lantaran air bersih di asrama tidak tersedia. Listrik yang biasa digunakan untuk menyalakan mesin air sementara dimatikan oleh PLN sejak banjir melanda.
Selain menyisakan lumpur dan sampah, banjir juga membuat sejumlah perabotan, peralatan komputer, dan dokumen di asrama rusak.
Ari menceritakan hujan sepanjang malam tahun baru sejatinya tidak menimbulkan banjir cukup parah, hanya setinggi sekitar 20-30 cm atau sebetis orang dewasa. Banjir setinggi hampir dua meter justru terjadi beberapa jam setelah hujan berhenti.
Dia menduga meningkatnya debit banjir di kawasan Kemang Pratama berasal dari sungai yang berada di depan kawasan itu. Bahkan, dia sempat mendengar kabar jebolnya tanggul sungai menjadi penyebab tingginya genangan banjir.
Lebih lanjut, Ari menyampaikan penghuni asrama tidak ada yang mengalami luka atau hal lain yang serius karena banjir. Namun, dia mengatakan lima anak penghuni asrama tidak dapat kembali ke asrama karena banjir yang tinggi.
"Ada lima anak terjebak di toko depan. Mereka tidak bisa kembali ke asrama karena arusnya deras. Akhirnya kami (pengurus) samperin dan gotong agar bisa balik ke asrama dan naik ke lantai dua," ujarnya.
Tak hanya anak-anak asrama, tiga warga yang tinggal di perumahan Kemang Pratama juga sempat mengungsi ke lantai dua asrama. Kejadian itu terjadi ketika ketiga orang itu tidak kuat melawan arus air banjir saat menuju kediamannya yang tidak jauh dari asrama.
"Jadi mereka harus lawan arus buat ke arah rumahnya. Tapi saya lihat mereka tidak kuat. Akhirnya saya suruh masuk ke asrama sampai banjirnya surut," ujar Ari.
Terkait kejadian banjir parah di Kemang Pratama, Ari berharap Pemerintah Kota Bekasi segera menyalurkan bantuan berupa makanan dan air bersih. Dia khawatir anak-anak penghuni asrama terkena penyakit karena tidak tersedianya kebutuhan itu.
Selain itu, dia meminta PLN segera menyalakan listrik agar proses pembersihan asrama lebih afektif.
"Pemkot juga kami minta lebih siap mengatasi banjir. Kasihan kalau kejadian terulang kembali," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Warga PasrahNasib serupa juga dialami Abror dan keluarganya yang tinggal di kawasan Niaga Kemang Pratama. Bahkan, Abror dan keluarganya sempat terjebak di lantai dua rumahnya karena banjir merendam lantai satu.
"Kemarin pas banjir saya di lantai dua saja sama keluarga. Tidak bisa ke mana," ujar Abror.
Abror sempat meminta bantuan tim SAR yang melintas dengan perahu karet di depan kediamannya agar dievakuasi. Akan tetapi tim SAR mendayung perahu karetnya menuju kawasan Kemang Pratama 2 yang diketahui dilanda banjir lebih parah.
"Mungkin ada yang lebih membutuhkan jadi mereka jalan terus," ujar Abror.
Abror mengaku tidak mempermasalahkan hal itu. Sebab, dia mengaku keluarganya cukup aman berada di lantai dua rumahnya hingga banjir surut.
"Orang tua shock tapi pasrah sama kejadian ini," ujarnya.
Dia hanya menyampaikan akibat banjir itu dua mobil dan satu sepeda motornya terendam. Sejumlah barang elektronik dan furnitur juga mengalami kerusakan. Adapun dokumen penting sudah dipindahkan ke lantai dua ketika air perlahan mulai meninggi.
Saat ini, kata Abror, dia dan warga lainnya membutuhkan bantuan logistik. Selain itu, distribusi air bersih juga sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti ini.
Lebih dari itu Abror berharap ke depannya pemerintah dapat memikirkan mitigasi bencana banjir agar kejadian seperti ini tak terulang lagi.
(jps/osc)