Risma soal Banjir Surabaya: Cuma Satu Wilayah, Hujan Tinggi
CNN Indonesia
Jumat, 17 Jan 2020 18:47 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengklaim hujan deras yang terjadi pada Rabu (15/1) hanya mengakibatkan banjir di satu wilayah. Risma menyebut banjir terjadi karena memang curah hujan saat itu tinggi.
"Banjir itu hanya satu wilayah saja. Itu curah hujan tinggi, seluruh Surabaya hujan," kata Risma di Gedung Tribatra, Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (17/1).
Surabaya, kata Risma, adalah wilayah daratan yang tak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan permukaan laut. Kondisi demikian, lanjut Risma, menjadi alasan banjir memang cenderung lebih mudah terjadi.
"Sebelumnya Surabaya 50 persen wilayahnya banjir, tapi saat ini kurang lebih hanya tinggal dua persen, itu pun karena rob dari air laut," kata Risma.
Risma mengaku sejak memerintah di Surabaya telah membangun sedikitnya 72 waduk. Tak hanya waduk, dia juga merancang pompa-pompa untuk mengendalikan genangan.
Tak hanya itu, Risma juga mengaku telah mencoba membangun dengan sistem resapan tanah dari mulai daerah perkampungan di Surabaya. Dia juga mengaku telah membuat semua saluran terkoneksi satu sama lain dan selalu memantau penuh semua aktivitas tersebut.
"Ada 2.000 kamera yang pantau pompa saya. Saya bisa lihat lewat iPad saya pompanya dinyalakan atau tidak. Dia bisa langsung lihat rumah pompa saya kondisinya saat ini," kata Risma.
Banjir di 32 Titik Surabaya
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB-Linmas) Surabaya, mencatat setidaknya ada 32 titik yang terendam banjir dengan ketinggian 30 cm hingga 80 cm atau hampir 1 meter.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Surabaya Erna Purnawati mengatakan banjir bisa lekas surut lantaran Pemerintah Kota Surabaya memiliki rumah pompa yang siaga. Sedikitnya, kata Erna, Surabaya memiliki 59 rumah pompa.
"Kan Ibu Wali (Risma) sangat konsen sama kendala banjir. 59 rumah pompa selalu kita maksimalkan saat hujan deras turun," kata Erna, Jumat (17/1).
Erna mengatakan dari 59 rumah pompa itu, setiap rumah pompanya memiliki 5-8 pompa. Maka secara keseluruhan, Pemkot Surabaya telah memiliki total 204 pompa.
[Gambas:Video CNN]
Dari 204 pompa, tiap pompanya memiliki daya sedot 3 meter kubik per detik. Jika dikalkulasikan, maka 8 pompa di satu rumah pompa saja bisa menyedot air hingga 24 meter kubik per detik.
"Jadi, di situlah, di Jalan Mayjen Sungkono yang dimaksimalkan (mengandalkan rumah pompa Gunungsari yang berkapasitas 8 pompa)," ujar Erna.
Selain itu 59 rumah pompa tersebut, juga ditunjang dengan 111 genset untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik saat hujan atau banjir datang.
(tst/frd/ain)
"Banjir itu hanya satu wilayah saja. Itu curah hujan tinggi, seluruh Surabaya hujan," kata Risma di Gedung Tribatra, Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (17/1).
Surabaya, kata Risma, adalah wilayah daratan yang tak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan permukaan laut. Kondisi demikian, lanjut Risma, menjadi alasan banjir memang cenderung lebih mudah terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Banjir di Surabaya, Rabu kemarin. (CNN Indonesia/Farid) |
Risma mengaku sejak memerintah di Surabaya telah membangun sedikitnya 72 waduk. Tak hanya waduk, dia juga merancang pompa-pompa untuk mengendalikan genangan.
Tak hanya itu, Risma juga mengaku telah mencoba membangun dengan sistem resapan tanah dari mulai daerah perkampungan di Surabaya. Dia juga mengaku telah membuat semua saluran terkoneksi satu sama lain dan selalu memantau penuh semua aktivitas tersebut.
Banjir di 32 Titik Surabaya
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB-Linmas) Surabaya, mencatat setidaknya ada 32 titik yang terendam banjir dengan ketinggian 30 cm hingga 80 cm atau hampir 1 meter.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Surabaya Erna Purnawati mengatakan banjir bisa lekas surut lantaran Pemerintah Kota Surabaya memiliki rumah pompa yang siaga. Sedikitnya, kata Erna, Surabaya memiliki 59 rumah pompa.
"Kan Ibu Wali (Risma) sangat konsen sama kendala banjir. 59 rumah pompa selalu kita maksimalkan saat hujan deras turun," kata Erna, Jumat (17/1).
Erna mengatakan dari 59 rumah pompa itu, setiap rumah pompanya memiliki 5-8 pompa. Maka secara keseluruhan, Pemkot Surabaya telah memiliki total 204 pompa.
Dari 204 pompa, tiap pompanya memiliki daya sedot 3 meter kubik per detik. Jika dikalkulasikan, maka 8 pompa di satu rumah pompa saja bisa menyedot air hingga 24 meter kubik per detik.
"Jadi, di situlah, di Jalan Mayjen Sungkono yang dimaksimalkan (mengandalkan rumah pompa Gunungsari yang berkapasitas 8 pompa)," ujar Erna.
Selain itu 59 rumah pompa tersebut, juga ditunjang dengan 111 genset untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik saat hujan atau banjir datang.
(tst/frd/ain)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK