Menag Sebut Jokowi Khawatir Lulusan Madrasah Sulit Kerja

CNN Indonesia
Rabu, 29 Jan 2020 19:28 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi menyebutkan Presiden Jokowi pernah mengungkapkan kekhawatiran kepadanya tentang peluang kerja lulusan Madrasah.
Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi. (CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo pernah mengutarakan kekhawatirannya terkait nasib lulusan madrasah. Kekhawatiran tersebut disampaikan Jokowi kepada Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi.

Kata Fachrul, Jokowi bilang ada hampir 10 juta siswa madrasah setiap tahun. Dia takut alumni madrasah sulit bersaing di dunia kerja dengan pendidikan yang ada saat ini.

"Pernah Bapak Presiden mengatakan kepada saya begini, 'Pak Fachrul kebayang enggak bahwa sekolah yang di madrasah itu satu tahun ada 10 juta orang? Hampir 10 juta, 9,9 juta. Kira-kira kalau dia enggak bisa lanjut kuliah, bisa kerja enggak dia ya? Bisa bersaing dia enggak merebut lapangan kerja?'," kata Fachrul menirukan ucapan Jokowi dalam Rakornas Kemenag di Hotel Red Top, Jakarta, Rabu (29/1).
Saat itu, Fachrul menjawab hal itu juga menjadi kekhawatiran Kemenag. Sebab itu, Kemenag sedang berencana menambah kemampuan siswa madrasah sebelum lulus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fachrul menyampaikan Kemenag sedang merumuskan penambahan kemampuan. Di antaranya, kata dia, siswa madrasah akan dibekali kemampuan teknologi informasi, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Mandarin.

"Kita tidak mau ciptakan anak-anak pendidikan agama tinggi, tapi pengangguran, enggak. Jika mau agamanya tinggi, tapi dia bekerja keras untuk memimpin rumah tangganya, untuk mengelola bangsa ini menjadi lebih baik," ujar Fachrul.

[Gambas:Video CNN]

Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan Madrasah Kemenag, Ahmad Umar mengatakan bahwa Fachrul hendak meningkatkan kualitas lulusan madrasah.

Salah satu kemampuan yang ditekankan Fachrul, kata Umar, adalah kemampuan bahasa Mandarin. Sebab bahasa Mandarin dan beberapa bahasa asing lainnya dibutuhkan oleh dunia kerja.

"Pertimbangannya begini, bahasa Mandarin ini kan termasuk bahasa asing yang memang banyak digunakan dalam dunia kerja," kata Umar di Kantor Kementerian Agama.
(dhf/ugo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER