Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Menteri Pertahanan
Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Indonesia belum memastikan akan membeli alat utama sistem persenjataan berupa jet tempur
Sukhoi SU-35 dari
Rusia.
Hal ini menjawab pertanyaan kesepakatan antara Indonesia dan Rusia saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan lawatan ke Rusia beberapa hari ini.
Trenggono berkata lawatan Prabowo hanya diplomasi biasa. Tak ada kesepakatan apapun terkait pembelian Jet Tempur buatan Rusia itu. "Itu diplomasi pertahanan. Ya kan (lihat-lihat) belum tentu beli," kata Trenggono kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (31/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia memastikan tak ada
deal apapun terkait rencana pembelian Sukhoi SU-35 yang ditaksir bisa menghabiskan anggaran Rp16,75 triliun itu. "Belum (ada deal)," kata dia.
Trenggono tak menampik ada pembahasan pembelian Sukhoi SU-35, namun baru pembicaraan tahap awal.
Dia berkata kalaupun ada kesepakatan pesawat-pesawat ini belum tentu langsung tiba di Indonesia tahun ini. Sedikitnya perlu dua tahun proses hingga kerja sama pembelian ini benar-benar terjadi dan pesawat-pesawat itu tiba di Indonesia.
[Gambas:Video CNN]"Kan diplomasi perlu penjajakan. Kalau begitu pesan, seandainya semua mulus, pesan kan butuh waktu juga. Hari ini pesan, bisa jadi dua tahun lagi baru ada," kata dia.
Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Rusia, Wahid Supriyadi menuturkan kontrak pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) senilai Rp16,75 triliun itu tinggal menunggu proses saat Prabowo bertemu dengan Menhan Rusia, Jenderal Angkatan Darat Sergei Shoigu, di Moskow pada Selasa (28/1).
"Ya tadi disinggung juga (soal pembelian Sukhoi), itu tinggal tunggu proses saja," kata Duta Besar RI di Rusia, Wahid Supriyadi, saat ditanya CNNIndonesia.com apakah pertemuan kedua Menhan membahas pembelian jet tempur tersebut melalui pesan singkat pada Rabu (29/1).
(tst/wis)