Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Kesehatan menyatakan tak ada penolakan dari warga sekitar usai ratusan
WNI yang dikarantina di Natuna terkait virus
corona pulang ke rumah masing-masing. Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto sudah mendapat laporan ratusan WNI tersebut.
"Enggak ada yang menolak, beberapa kita sudah komunikasi, baik-baik saja," terang Yuri di Kantor Kemenkes, Senin (17/2).
"Dari awal berkali kita mengatakan bahwa ini saudara-saudara kita yang sehat bukan yang sakit, pelan-pelan ini dipahami, dan sekarang [WNI Natuna] bisa pulang ke rumah masing-masing tidak ada masalah," lanjutnya
Menurut Yuri, warga tidak kaget pasca pemulangan WNI Natuna karena pihaknya telah melakukan sosialisasi. Sosialisasi tersebut berisi edukasi tentang epidemi virus corona serta langkah preventif agar tidak mudah tertular virus mematikan itu.
"Kita sudah dapat datanya, kemudian kita bersamaan dengan itu membuat surat edaran di mana mereka berasal, yang awal untuk semua provinsi maka edaran berikutnya untuk daerah masing-masing untuk segera melakukan sosialisasi," paparnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuri mengakui beberapa WNI Natuna sempat khawatir hingga ketakutan saat diputuskan untuk pulang setelah menjalani 14 hari masa observasi di Natuna. Mereka berkaca dari sikap warga Natuna yang sempat berunjuk rasa menolak lokasi karantina di sekitar wilayah tempat tinggalnya.
"Setelah mereka boleh pulang fase awal memang mereka sempat ketakutan karena isinya orang demo menolak semua," tutur Yuri.
Sebanyak 238 WNI yang dijemput pemerintah di Wuhan, China sudah pulang ke rumah masing-masing usai 14 hari dikarantina di Natuna. Mereka dinyatakan sehat dan tak ada yang positif terinfeksi virus corona.
 Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto menyebut pemerintah Indonesia telah menetapkan status siaga darurat virus corona (CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan) |
Indonesia Siaga DaruratKetua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto mengatakan bahwa Indonesia telah menetapkan status siaga darurat virus corona. Berkenaan dengan hal itu, Yurianto tak menampik.
Yurianto mengatakan langkah itu telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
"Di dalam kaitan covid ini sepanjang kita masih memperkuat cegah tangkal, menguatkan masyarakat, melakukan observasi terhadap penduduk kita [dugaan terjangkit virus corona] itu masuk siaga darurat," tuturnya.
Status siaga darurat akan berganti menjadi tanggap darurat. Itu akan dilakukan pemerintah andai ditemukan seseorang yang positif terinfeksi virus corona.
"Kapan tanggap bencana? begitu ketemu satu
confirm positif [virus corona], mudah-mudahan tidak pernah," lanjutnya.
[Gambas:Video CNN]Yuri mengatakan pemerintah belum pernah menetapkan status tanggap darurat ketika ada suatu virus yang mewabah. Hanya sebatas siaga darurat. Sama seperti ketika virus SARS dan MERS mewabah.
"Alhamdulillah tidak pernah [tanggap darurat], kalau siaga darurat iya, pada waktu SARS, kalau MERS siaga terus sampai sekarang," tuturnya.
(khr/bmw)