Jakarta, CNN Indonesia -- Pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (
OPM) menyebut TNI dan Polri melakukan pembohongan publik terkait penembakan di Kabupaten Intan Jaya,
Papua. Menurut TPNPB-OPM, pasukan militer telah menembak mati seorang warga sipil asli Papua dan lainnya mengalami luka-luka.
Dalam siaran pers yang diterbitkan Markas Pusat Komnas TPNPB pada Rabu (19/2), disebutkan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi dari Komandan Operasi Umum TPNPB Mayjen Lekagak Telenggen langsung dari Intan Jaya. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom telah mengonfirmasi kabar tersebut saat dihubungi
CNNIndonesia.com.
"Kami Pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat sampaikan kepada publik secara nasional dan internasional bahwa pernyataan pimpinan militer dan polisi ini tidak benar, dan mereka atau pimpinan militer dan polisi di Papua sedang melakukan pembohongan publik dan hal ini sangat memalukan," demikian ditulis dalam rilis tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lekagak melaporkan bahwa TPNPB tak terlibat dalam operasi yang dilakukan TNI dan Polri di Kabupaten Intan Jaya. Dia membantah kabar yang menyebut pasukan TNI/Polri baku tembak dengan TPNPB OPM. Menurutnya, informasi itu sebagai penipuan publik.
"Berita yang benar adalah pasukan keamanan Indonesia telah menembak mati seorang warga sipil orang asli Papua dan lainnya mengalami luka-luka akibat kena peluru api pasukan keamanan Indonesia," katanya.
Prajurit TNI berdoa sebelum menaiki helikopter dengan tujuan di Wamena, Papua. (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra) |
TPNPB menyebut aksi penembakan brutal pada 18 Februari lalu di Kabupaten Intan Jaya menimbulkan banyak korban sipil, baik luka-luka maupun meninggal dunia.
Empat korban luka tembak yaitu, Kayus Sani kepala suku Kampung Yoparu (51 tahun) tertembak dibahu dan dada; Mecky Tipagau (12 tahun) anak Sekolah Dasar Bilogai, menderita luka tembak; Mama Heletina Sani (31 tahun) ibu kandung Mecky Tipagau, ikut tertembak; Malopina Sani (11 tahun) pelajar Sekolah Dasar tertembak di bagian kaki dan sudah diterbangkan ke Timika untuk dirawat di rumah sakit.
TPNPB menjelaskan operasi militer dilakukan dengan menyisir atau sweeping di rumah warga sipil pada 16-18 Februari 2020. Operasi militer tersebut mencari anggota pasukan TPNPB pimpinan Mayjen Lekagak Telenggen dan militer Murib.
"Hal ini sebenarnya tidak ada perlawanan karena memang pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) semua sudah menuju ke Kabupaten Ilaga dan sudah tidak ada di Intan Jaya," katanya.
 Atribut Bintang Kejora dikenakan massa aksi di Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Namun, menurut TPNPB, pasukan TNI/Polri tetap melakukan sweeping di kampung Bulapa, Holomama dan Galunggama sekalipun tidak ada balasan tembakan dari pihak TPNPB-OPM.
Situasi operasi militer tersebut membuat masyarakat sipil di wilayah Intan Jaya melarikan diri ke tempat aman untuk mencari perlindungan. Masyarakat panik dan ketakutan karena pasukan TNI/Polri terus melakukan sweeping.
"Melihat situasi ini, maka warga sipil di Kabupaten Intan Jaya terutama Kampung Sugapa meminta semua pihak baik dari pemerhati HAM dan dominasi gereja serta pihak lain segera melakukan tindakan mendesak untuk advokasi masyarakat di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua," ujarnya.
Di sisi lain, Polda Papua telah membantah bahwa korban tewas dalam kontak senjata di Intan Jaya adalah warga sipil.
"Tidak ada lah, masa warga sipil ditembak sama aparat," kata Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw saat dihubungi CNNindonesia.com, Rabu (19/2).
Sementara Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel CPL Eko Daryanto mengatakan tim gabungan TNI-Polri telah menembak mati satu anggota Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) dalam kontak senjata di Kampung Gulanggama dan Japaro Komplek, Intan Jaya, Papua.
"Beberapa saat setelah kontak tembak, Tim Gabungan melaksanakan pembersihan sektor kontak tembak dan menemukan beberapa barang bukti antara lain satu orang mayat laki-laki (18 tahun) atas nama Meki Tipagau, suku Moni," kata Eko melalui rilis yang diterima CNNIndonesia.com.
Eko menerangkan kontak senjata terjadi pada Selasa (18/2) sekitar pukul 07.20 WIT. Saat itu Tim Pasukan Gabungan TNI-Polri tengah melakukan patroli keamanan di sekitar Kampung Gulanggama.
[Gambas:Video CNN] (pmg/pmg)