Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (
DPR) Dede Yusuf Macan memberi wejangan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Nadiem Makarim terkait rencana menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar (
lingua franca) di Asia Tenggara.
Dede mengingatkan tidak semua negara di kawasan Asia Tenggara akrab dengan bahasa Indonesia atau bahasa Melayu. Dia menyebut Nadiem akan berhadapan dengan bahasa China yang akrab dengan negara-negara di bagian utara Indonesia.
"Harus dipahami ada beberapa wilayah seperti kita bicara wilayah Thailand, Myanmar, Vietnam, ini dominasinya ke bahasa China. Bahasa China juga punya background historis yang sudah lebih dari 3.000 tahun. Saya melihat saingan kita adalah ke sana," kata Dede kepada
CNNIndonesia.
com, Jumat (21/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dede mengaku paham dengan logika Nadiem yang menjadi dasar target itu. Pengguna bahasa Indonesia berkisar di angka 250 juta, separuh dari populasi Asia Tenggara.
Namun menurut Dede, Mantan Bos Gojek itu butuh kerja keras. Dia menyarankan Nadiem untuk mulai menggencarkan bahasa Indonesia di forum-forum internasional di kawasan ASEAN.
"Kalau kita tidak pandai merebut forum-forum internasional, minimal ASEAN, itu hanyalah impian saja," ucap Dede.
[Gambas:Video CNN]Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat itu bilang DPR belum memutuskan sikap terkait target Nadiem tersebut. Ide Nadiem sendiri baru dipaparkan dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Kemendikbud beberapa hari yang lalu.
"Belum pernah dibicarakan, baru impiannya seorang Mas Menteri. Baru bisa jelas ketika sudah jelas targetnya apa, programnya apa," ucapnya.
Sebelumnya, Nadiem mengatakan ada target bagi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud untuk menjadikan bahasa Indonesia menjadi lingua franca Asia Tenggara. Dia menyebut jika hal itu terwujud, maka Indonesia akan diperhitungkan dunia.
"Dengan negara sebesar ini, menurut kami merupakan suatu hal yang sangat menarik dan sangat penting menjadikan Indonesia negara yang lebih penting di panggung dunia, lebih penting di Asia Tenggara," ucap Nadiem dalam rapat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (21/2)
(bmw/dhf/bmw)