Jakarta, CNN Indonesia -- Yani (54), tengah tidur siang di emperan masjid dekat rumahnya Selasa (25/2) siang. Wanita paruh baya itu tak sendiri. Ia bersama puluhan
warga lain yang menjadi korban
banjir sudah mengungsi sejak sekitar pukul 07.00 pagi ke masjid itu.
Emperan masjid Al-Jihad dipenuhi barang-barang milik warga termasuk milik Yani, mulai dari kasur, bantal, lemari, kursi, dan perabot rumah tangga lainnya.
Yani adalah salah satu warga Perumahan Periuk Damai, Kelurahan Periuk, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Sejak Senin (24/2) malam, saat hujan terus menyiram sebagian besar wilayah Jabodetabek hingga Selasa pagi, Yani mengaku was-was.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia khawatir banjir akan kembali merendam rumahnya seperti awal Februari lalu.
"Sudah gelisah. Tidur kayak sudah mau dihukum mati aja. Tidur gelisah, pake karpet tipis," kata Ibu tiga anak itu kepada
CNNIndonesia.com di lokasi, Selasa (25/2).
Rumah Yani termasuk satu dari 250-an rumah di Perumahan Periuk Damai yang terendam banjir awal Februari lalu. Banjir itu, kata Yani, menjadi banjir paling parah di Periuk Damai sejak Maret 2015.
Barang-barang di rumahnya tak terselamatkan. Ia menyesal. Sebab, kabar yang ia terima beberapa saat sebelum banjir datang dari aparat setempat ternyata meleset.
"Pak Lurah waktu Senin kan survey lewat. Nah, di antara teman-teman nanya, banjir enggak? Ternyata banjir, malah empat meter. Plafon aja kena," kata dia.
Oleh karena itu, Yani tak ingin peristiwa beberapa minggu sebelumnya tersebut terulang kembali. Walhasil, sejak Senin (24/2) malam saat hujan tak kunjung berhenti mengguyur kawasan Tangerang, ia mulai menaikkan barang-barang penting ke loteng lantai dua rumahnya.
 Emperan masjid Al-Jihad dipenuhi barang-barang milik warga termasuk milik Yani, mulai dari kasur, bantal, lemari, kursi, dan perabot rumah tangga lainnya. (CNN Indonesia/Thohirin) |
Sedangkan untuk mengungsi di masjid, ia hanya membawa keperluan seadanya. "Terutama baju. Perlengkapan mandi, salat. Gitu aja. Sama ala kadarnya buat tidur," kata Yani.
Kali ini Yani memutuskan untuk mengungsi tanpa ada imbauan dari aparat desa setempat. Ia mengaku trauma dengan peristiwa banjir sebelumnya. Ia takut penyakitnya kumat.
"[Tensi] darah saya naik kalau banjir," kata Yani polos.
Yani mengaku tak tahu sampai kapan akan berada di masjid. Ia ingin memastikan terlebih dahulu hujan tak akan kembali turun Selasa (25/2) malam. Jika tidak hujan, rencananya ia akan pulang Rabu (26/2) pagi.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, Selasa (25/2), banjir sudah merendam ruas jalan utama di Perumahan Vila Mutiara. Jalan itu berbatasan langsung dengan Perumahan Periuk Damai, Kota Tangerang. Namun, air tak sampai merendam rumah warga.
Sejak pagi di lokasi, Dinas SDA sudah membuat tanggul dari pasir untuk menutup aliran banjir agar tak sampai memasuki rumah-rumah sekitar.
Lurah Periuk, Nanang Kosim menuturkan banjir di Perumahan Periuk Damai awal Februari lalu disebabkan oleh air yang meluap dari Situ Bulakan dan ditambah kiriman dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Cirarab yang berjarak satu kilometer dari perumahan itu.
Oleh karena itu, pemasangan tanggul-tanggul kecil dengan karung berisi pasir dilakukan pihaknya untuk membendung air agar tak sampai merendam rumah warga. Nanang bilang, pihaknya juga sudah menyiagakan tujuh pompa agar air tak kembali meluap.
 Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Selasa (25/2), banjir sudah merendam ruas jalan utama di Perumahan Vila Mutiara. (CNN Indonesia/Thohirin) |
"Upaya kami untuk jangan sampai air masuk ke Periuk Damai. Tanggul
dinaikin, mesin pompa sudah di mana-mana,
disiapin," kata Nanang kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (25/2).
Ia memastikan genangan banjir akan surut jika hujan tak kembali turun. Namun ia juga memastikan banjir tak akan merendam rumah warga jika kondisi yang terjadi justru sebaliknya.
Kini di Perumahan Periuk Damai tercatat ada sekitar 250 rumah dengan 260 lebih KK. Sementara di dekatnya, Vila Mutiara, setidaknya lebih dari 4000 jiwa dari kurang lebih 1000 KK.
Oleh karena itu, Nanang berharap banjir tak akan kembali merendam rumah warganya. "Insyaallah aman," katanya.
(thr/end)