RSUP Persahabatan Larang Keluarga Temui Suspect Corona

CNN Indonesia
Kamis, 05 Mar 2020 21:49 WIB
Meskipun tak memberi kesempatan bertemu langsung dengan pasien suspect corona, RSUP Persahabatan menyediakan fasilitas lewat komunikasi via interkom.
Direktur Utama RSUP Persahabatan, Rita Rogayah. (CNN Indonesia/Nadhen Ivan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah melarang keluarga 10 pasien suspect corona (Covid-19) yang diisolasi untuk berkunjung.

"Karena ruangan kami isolasi ketat, semua yang masuk harus menggunakan alat pelindung diri lengkap, maka peraturan dari rumah sakit keluarga tidak boleh mengunjungi pasien," ujar Rita di hadapan wartawan di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (5/3).

Sebagai informasi, suspect corona sendiri ialah istilah medis yang menyatakan seorang pasien diduga mengidap corona, tapi belum bisa dipastikan positif atau negatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menjembatani dengan suspect, Rita mengatakan pihaknya mencoba memfasilitasi lewat kunjungan tanpa kontak langsung.

"Kami punya alat komunikasi. Nanti keluarga pasien kami panggil ke ruang perawat dan di tiap ruangan itu juga ada CCTV. Jadi mereka (keluarga) tetap bisa melihat keluarga lewat CCTV, dan berkomunikasi lewat telepon," kata dia.

Per Rabu (4/3), RSUP Persahabatan sudah mengisolasi 10 pasien terkait virus corona. Sepuluh pasien tersebut masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP).

Pasien dalam pengawasan ialah pengertian untuk pasien yang sudah dirawat di rumah sakit, mengalami gejala terkena virus corona. Selain itu, dari hasil pindai, di paru-parunya terdapat infeksi.

Hingga kini sepuluh pasien itu masih menunggu hasil cek dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan terkait positif atau tidaknya mereka terjangkit corona.

Jika sudah ada hasil dan ada yang dinyatakan negatif, RSUP Persahabatan akan memindahkan pasien dari ruang isolasi ke ruang perawatan biasa.

RSUP Persahabatan Larang Keluarga Temui Suspect Corona
156 Pasien dalam Pengawasan

Terpisah, Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyatakan ada 156 spesimen dari suspect corona atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang diperiksa.

Spesimen itu berasal dari 35 rumah sakit yang tersebar di 23 provinsi di Indonesia. Dari 156 spesimen yang diperiksa, dua telah dinyatakan positif, sementara sembilan sisanya masih menunggu hasil pemeriksaan.

"Spesimen yang kami terima dari rumah sakit itu 156. Artinya ada 156 PDP," ujar pria yang juga jubir resmi pemerintah untuk kasus corona itu saat ditemui di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (5/3). 

Dia mengatakan terkait penanganan virus corona covid-19 ini pemeriksaan spesimen itu tak hanya dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) atau replikasi DNA seperti selama ini. Dia mengatakan pemeriksaan dengan metode itu hanya membutuhkan waktu kurang dari 24 jam untuk mengetahui hasilnya.

Yuri mengatakan ada pula pemeriksaan yang menggunakan metode genome sequencing atau pengurutan DNA di mana hasilnya baru keluar setelah tiga hari.

"PCR adalah reaksi cepat. Kami bisa lakukan itu dan kurang dari 24 jam bisa diketahui hasilnya. Tapi harus dikroscek lagi dengan genome sequencing. Ini butuh tiga hari, makanya ada sembilan yang masih menunggu pemeriksaan, yang lainnya negatif," jelas Yuri.

[Gambas:Video CNN]
Sebelumnya, pada Senin (2/3), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan sudah ada pasien positif corona di Indonesia. Dua WNI--yang merupakan ibu dan anak warga Depok itu-- diduga terinfeksi dari WN Jepang. (ndn, psp/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER