Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara pemerintah khusus penanganan
virus corona (covid-19), Achmad Yurianto menyatakan personel
TNI harus mengisolasi diri usai terlibat dalam proses observasi ratusan ABK World Dream di Pulau Sebaru.
Selain personel TNI, tim medis dari Kementerian Kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, tenaga sanitarian, epidemolog, dan kesehatan lingkungan di Pulau Sebaru juga harus isolasi diri.
"Jadi 35 tim kesehatan dari Kemenkes ditambah 40 tenaga kesehatan dari TNI, setelah selesai misi ini mereka juga harus
self isolated, isolasi diri sendiri," ujar Achmad saat memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Achmad juga meminta pada seluruh tim kesehatan yang menjadi pendamping di Pulau Sebaru agar melakukan
self monitoring jika mengalami keluhan tertentu.
 Jubir pemerintah penanganan virus corona, Achmad Yurianto. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) |
Ia meyakini tim kesehatan dari TNI maupun Kemenkes dapat memantau kondisinya sendiri tanpa bantuan dari rumah sakit atau Dinas Kesehatan.
"Mereka
kan hakikatnya tenaga kesehatan, jadi harus bisa monitor diri sendiri. Tenaga kesehatan pasti tahu betul," katanya.
Di sisi lain, lanjut Achmad, tempat yang menjadi lokasi observasi di Pulau Sebaru akan disterilkan dari berbagai macam sampah domestik maupun sampah medis seperti masker dan sarung tangan.
[Gambas:Video CNN]Achmad menyebut ada empat insenerator yang disiapkan untuk membakar sampah medis bekas dari para tim kesehatan di Pulau Sebaru.
"Orang terakhir yang meninggalkan lokasi itu memastikan tidak ada lagi sampah domestik apalagi sampah medis. Kami pastikan tidak ada yang tersisa," ucapnya.
Pulau Sebaru diketahui menjadi lokasi observasi bagi 188 ABK World Dream. Masa observasi mereka per hari ini telah memasuki hari ke-11.
Sementara itu, terkait perkembangan enam pasien positif corona, Achmad mengatakan keenam pasien dalam perkembangan baik. Pasien ke-1 dan 2, kata dia, saat ini masih berstatus positif corona memasuki hari ke-7. Meski tak ada keluhan, namun keduanya mengalami tekanan secara psikologis.
"Akibat identitas terpublikasi. Ini menjadi pukulan berat psikologis mereka berdua," kata Achmad.
(ain/psp/ain)