Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (
IDI) untuk kasus
virus corona, Zubairi Djoerban, menyarankan pemerintah membuka lebih banyak rumah sakit untuk tes spesimen
Covid-19.
"Harusnya memang pemerintah mempersiapkan lebih banyak laboratorium di luar Jakarta untuk tes spesimen
suspect Covid-19," ujarnya saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (10/3).
Selama ini pengujian spesimen virus corona hanya dilakukan di Balitbangkes Kemenkes di Jakarta. Padahal, kata dia, spesimen cairan tenggorokan
suspect virus corona tidak hanya berasal dari wilayah Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harapkan laboratorium tidak hanya di Jakarta supaya pengecekan spesimen lebih cepat dan efektif," ujarnya.
Zubairi khawatir ke depan Indonesia kesulitan melakukan uji tes virus corona jika tes spesimen hanya dilakukan di Balitbangkes.
"Satu tempat [tes spesimen] itu kesulitannya Indonesia banyak sekali pulau sehingga agak terlambat nanti untuk penanganannya," kata pria yang juga dokter spesialis penyakit dalam tersebut.
Ia juga berharap Indonesia bisa melakukan jenis tes cepat atau
rapid test seperti yang dilakukan di Singapura.
Rapid test yang dimiliki Singapura diklaim bisa mendeteksi hasil positif virus corona dalam waktu tiga jam.
Rapid test sendiri merupakan alat diagnostik yang digunakan untuk pemeriksaan awal.
"Saya juga mengharapkan
rapid test yang dilakukan Singapura itu bisa kita lakukan di Indonesia," katanya.
Sejak awal Maret lalu, di Indonesia tercatat ada 27 pasien positif corona. Dua di antaranya adalah WNA yang berkunjung ke Indonesia.
Pemerintah mempersiapkan sejumlah rumah sakit rujukan untuk pasien virus corona. Untuk wilayah DKI Jakarta beberapa di antaranya adalah RSPI Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan, RSPAD Gatot Subroto, RSUD Cengkareng, RS Polri, RS Mintohardjo, RSUP Fatmawati, dan RSUD Pasar Minggu.
Dirut RSUP Persahabatan mengatakan tidak ada jumlah pasti perawat yang disiapkan untuk menangani pasien corona.
"Tergantung jumlah pasien, kalau banyak kita tingkatkan," ujarnya di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.
Meski begitu, Rita mengatakan perawat akan selalu siap ketika harus ditempatkan di ruang isolasi pasien terkait virus corona.
"Jadi jumlah perawat itu, kami selalu
stand by kapanpun dibutuhkan. Kapanpun dibutuhkan mereka (perawat) siap," kata Rita.
[Gambas:Video CNN]Setiap perawat yang masuk ruang isolasi juga diwajibkan untuk menggunakan baju APD (Alat Pelindung Diri).
Sebagai informasi, per hari ini, Selasa (10/3) RSUP Persahabatan merawat 5 pasien positif corona. Kelima pasien tersebut ialah pasien kasus nomor, 5, 6, 14, 18, dan 19.
Kelima pasien ini adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang semuanya punya riwayat pergi ke luar negeri.
(mln, ndn/kid)