Jakarta, CNN Indonesia -- Pembawa berita CNNIndonesia TV Annisa Pagih harus dinaungi kegelisahan lantaran tidak bisa memastikan tubuhnya terbebas dari virus
corona (Covid-19) atau tidak. Padahal, dia sudah mengambil langkah-langkah sebagaimana dianjurkan
pemerintah pusat.
Annisa sempat dua kali menghubungi hotline khusus corona, yakni di 119 ext 9. Namun, dia justru tidak disarankan tes kesehatan di rumah sakit rujukan meski pernah berinteraksi dengan WNA dan serumah dengan mertua yang sakit dan baru pulang dari Bali.
"Dokter menyarankan aku
self isolation," ucap Annisa kepada
CNNIndonesia.com, Senin (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya, Annisa cemas ketika orang yang positif mengidap virus corona semakin banyak di Indonesia. Dia pun merasakan gejala yang mirip.
Selain itu, Annisa juga pernah berinteraksi dengan WNA saat liputan. Pula, tinggal satu rumah dengan mertua yang baru saja dari Bali dan sakit.
Annisa lantas berobat ke Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Hasilnya, usai tes paru-paru, tidak terjangkit pneumonia.
"Dokter pun tidak bisa memberikan surat rekomendasi (untuk cek gejala virus corona)," ucapnya.
Annisa kemudian menghubungi hotline 119 ext 9 seperti yang dianjurkan pemerintah. Dua kali dan tidak mendapat penjelasan yang membuat kecemasannya hilang.
Admin hotline menjelaskan bahwa Annisa bakal sulit mendapat pelayanan tes kesehatan di rumah sakit rujukan seperti RSPI Sulianto Saroso, RSPAD Gatot Subroto atau beberapa rumah sakit lainnya yang telah ditunjuk pemerintah.
"Mereka bilang, tes hanya dilakukan untuk pasien dalam pengawasan saja dan dua kalinya aku disuruh aku ke dokter saja," kata Annisa.
Annisa bisa saja datang langsung ke rumah sakit rujukan untuk tes kesehatan. Namun, untuk saat ini, dia memilih untuk mengisolasi diri di rumah terlebih dahulu.
Dia berharap kondisinya semakin membaik dan benar-benar tidak terjangkit virus corona.
Pengalaman berbeda tetapi sama-sama kurang mengenakkan turut dirasakan pembawa berita CNNIndonesia TV Azizah Hanum. Dia merasakan itu kala menemani sang ibu mengecek kesehatan terkait virus
corona di beberapa
rumah sakit di Jakarta. Dia merasakan pelayanan yang kurang optimal dari pihak rumah sakit.
Hanum menekankan tidak bermaksud menyudutkan rumah sakit yang bersangkutan, melainkan pemerintah pusat yang tak memberikan arahan jelas kepada rumah sakit rujukan dalam menangani masyarakat yang ingin tes gejala virus corona.
 Pembawa berita CNNIndonesia TV Annisa Pagih mengaku kesulitan untuk tes kesehatan terkait corona di rumah sakit rujukan meski sudah menghubungi hotline 119 ( Dok. Istimewa) |
"Karena beberapa petugas rumah sakit sangat membantu sampai akhirnya ibu saya bisa tes kesehatan. Tapi banyak dari mereka yang pucat, sangat sibuk dan enggak beraturan," kata Hanum.
Mulanya, ibu dari Hanum menunaikan ibadah umrah sejak 22 Februari dan baru pulang ke Indonesia pada Sabtu, 7 Maret. Selama di Arab Saudi, ibu dari Hanum mengeluh demam, batuk, serta badan pegal.
Sejak itu, Hanum dan keluarga cemas. Terlebih, virus corona semakin merebak di berbagai negara. Ibu dari Hanum lantas tes kesehatan di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan lantaran dekat dari rumah.
Sempat dicek di Instalasi Gawat Darurat (IGD). KTP elektronik dan kartu BPJS disertakan. Tidak ada biaya yang dipungut, namun pemeriksaan tak membuat Hanum puas.
"Diperiksa dokter, kata dia (ibu dari Hanum) cuma diminta membuka mulut aja. Terus dokternya bilang enggak ada indikasi ke corona," kata Hanum.
[Gambas:Video CNN]Hanum memilih RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Dia memilih rumah sakit itu lantaran memang dijadikan rumah sakit rujukan oleh pemerintah.
Hanum lalu menemani ibunya ke RSPAD Gatot Subroto pada Sabtu, 14 Maret pagi hari. Mendapat antrean nomor 101. Dia memperkirakan bakal berada di sana hingga pukul 15.20 WIB karena saat mendaftar baru pasien antrean nomor 32 yang selesai dites kesehatannya.
Hanum dan ibunya lalu menunggu antrean. Dia sempat bertanya kepada suster yang bertugas. Ternyata mereka masih harus menunggu karena baru antrean nomor 62 yang tengah dicek kesehatannya.
Mereka lalu kembali menunggu. Hingga kemudian, dia mendapat petugas administrasi sudah tidak ada lagi berada di mejanya sekitar pukul 15.00 WIB.
"Saya tanya ke suster bolak-balik, tapi jawabannya enggak ada yang jelas. Mereka cuma bilang, orang yang jaga meja sudah pulang," kata Hanum.
Dia lalu duduk kembali sembari nama ibunya dipanggil untuk diperiksa. Hanum lalu bertanya kepada orang di sebelahnya yang juga ingin tes kesehatan terkait corona.
Orang itu mengatakan harus mengisi form, sementara Hanum tidak diberitahu harus mengisi itu saat mendaftar. Hanum lantas kembali mencari petugas rumah sakit yang bisa membantunya.
 Pembawa berita CNNIndonesia Azizah Hanum cemas karena berdekatan dengan orang yang ternyata suspect corona namun berkeliaran bebas di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta (Dok. Istimewa) |
Hingga kemudian ada seorang petugas yang mau melayani. Hanum diberikan form. Setelah itu, baru mendapat pelayanan.
Ibu dari Hanum diarahkan ke ruang pengambilan darah dan pemeriksaan thorax atau paru-paru. Mereka lalu kembali menunggu sembari membayar Rp659 ribu untuk biaya tes kesehatan.
Hasilnya, ibu dari Hanum dinyatakan tak memiliki indikasi terjangkit virus corona. Hanya asam lambung yang mengakibatkan batuk tak kunjung sembuh.
Juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengamini jika masyarakat panik dan berbondong-bondong ingin tes kesehatan di rumah sakit. Dia memastikan rumah sakit rujukan bakal melayani.
"Kami memaklumi kekhawatiran. Dipahami betul, tidak mungkin menyelesaikan dengan kepanikan," tuturnya di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (16/3)
Berdekatan dengan SuspectHanum sempat salat di masjid di RSPAD Gatot Subroto saat menanti ibunya dipanggil petugas untuk diperiksa. Usai salat, dia memakai sepatu dan berada dekat dengan seorang pria tak bermasker.
"Dan dia enggak pakai masker. Semua petugas, suster, dokter, petugas jaga atau yang datang untuk tes hampir semua bermasker," ucapnya.
Mulanya, tak ada kecurigaan. Hanum lalu kembali ke ruang tunggu.
Beberapa jam kemudian, Hanum baru tahu bahwa orang itu juga ingin tes kesehatan terkait virus corona saat dipanggil petugas untuk diperiksa.
Setelah keluar ruangan periksa, pria tersebut didampingi suster mengenakan pakaian serba tertutup laiknya perawat khusus virus corona. Hanum lantas bertanya-tanya.
[Gambas:Video CNN]Petugas kasir, yang dihampiri Hanum, mengatakan pria tersebut adalah pasien rujukan dari RSUP Persahabatan, Jakarta. Petugas itu juga menyebut pria yang bersangkutan adalah suspect virus corona.
Hanum kemudian mencari petugas rumah sakit lain yang kiranya bisa memberi penjelasan lebih memuaskan. Seorang suster, yang dihampirinya, juga tak memberikan penjelasan. Hanya mengaku tidak tahu.
Hanum juga bertanya, bukankah seseorang yang diduga mengidap corona tak boleh berkeliaran di RSPAD Gatot Subroto. Pertanyaan itu tidak dia dapatkan jawabannya dari petugas rumah sakit.
"Standard SOP saja mereka masih bingung. Petugas yang bantu isi form juga mengeluh. Setiap hari pasien yang periksa di sini membludak, tapi alur pemeriksaan enggak jelas, bikin semua petugas kewalahan," tuturnya.
(bmw)