APD Minim, Petugas Medis RSU Bahteramas Ancam Mogok Kerja

CNN Indonesia
Jumat, 20 Mar 2020 11:22 WIB
Petugas-petugas medis di daerah mengeluhkan kekurangan alat pelindungan diri (APD) saat melawan Corona, bahkan petugas di Kendari mengancam mogok.
Ilustrasi alat pelindung diri (APD) tenaga medis. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)
Kendari, CNN Indonesia -- Sejumlah daerah mengeluhkan kekurangan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis dalam penanganan Virus Corona. Beberapa pekerja di Rumah Sakit Umum (RSU) Bahteramas, Kendari, Sulawesi Tenggara, bahkan mengancam mogok.

"Kita harap APD bagi petugas medis segera diadakan. Kalau tidak, maka petugas medis ini mengancam mogok. Mereka tidak mau konyol," ungkap Dewan Pengawas (Dewas) RSU Bahteramas Abu Hasan, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (20/3).

Ia mengaku saat ini pihaknya kekurangan masker, jas pelindung diri atau hazardous materials suit (hazmat).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang, aku dia, sudah ada kiriman 200 buah masker dari Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, dalam dua hari terakhir.

"Namun, kami anggap jumlah itu masih sangat kurang. Karena semua yang ada di area rumah sakit itu harus memakai masker," kata Abu.

Untuk jas pelindung diri bagi petugas yang bekerja di ruang isolasi pasien positif maupun suspect Covid-19, ia menyebut jumlahnya pas-pasan. Sejauh ini, ada 13 petugas medis yang bekerja di ruang isolasi dan semuanya telah menggunakan APD lengkap.

"Hanya saja, kalau 13 unit ini tidak cukup karena untuk mengantisipasi pasien makin bertambah maka harus ditambah APD ini," jelasnya.

Pelaksana Tugas Direktur RSU Bahteramas Kendari Sjarif Subijakto mengakui ada tambahan tujuh boks masker N95 dari Dinkes Sultra serta 60 masker kain buatan penjahit.

[Gambas:Video CNN]
"APD yang langka seluruh rumah sakit di Indonesia. Kita ada uang untuk beli tapi barang enggak ada. Sehingga masker kain dibikin," imbuhnya.

Sejauh ini, ada tiga pasien positif dan dua suspect Corona yang diisolasi di RSU ini.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tual, Maluku, Betty Soebadiah menyebut pihaknya kekurangan APD saat ada satu pasien dengan gehala seperti Virus Corona yang diisolasi di Puskesmas Kota Tual.

Sementara, Puskesmas itu minim fasilitas kesehatan seperti Alat Pelindung Diri (APD), ruang isolasi, dan tenaga medis dalam penanganan pasien Corona.

"Yang menjadi kekhawatiran kita saat ini adalah penanganan pasien virus corona, bayangkan kalau ada pasien yang positif terus dievakuasi dengan segela fasilitas yang minim," kata Betty.

Senada, Ketua Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya Prastuti Asta Wulaningrum mengakui pihaknya kekurangan APD untuk menangani pasien Covid-19.

"Seperti APD selalu habis. Kalau pemerintah bantu APD, ya alhamdulillah," ujarnya di Surabaya, Kamis (20/3) dikutip dari Antara.

"Kami bisa bertahan sampai dua harian untuk penggunaan APD. Sementara untuk pelindung mata, masker N95 cukup untuk tiga hari," ucapnya.

APD Minim, Petugas Medis RSU Bahteramas Ancam Mogok KerjaKelangkaan masker, hand sanitizer terjadi di berbagai daerah akibat panic buying. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengakui pihaknya memerlukan APD tambahan mengingat jumlah pasien yang terus bertambah.

"Upaya pencegahan penyebaran COVID-19 membutuhkan anggaran dan logistik, untuk pengadaan APD, serta penyediaan ruangan isolasi bagi pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit," kata dia, yang sudah dinyatakan positif Corona itu.

(pnd/sai/antara/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER