Jakarta, CNN Indonesia -- Pengurus Muhammadiyah
Sumatera Barat tetap menggelar
salat Jumat di tengah wabah virus corona. Di Sumatera Barat, Muhammadiyah memiliki 285 masjid.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim, mengatakan salat Jumat di provinsi tersebut hari ini tetap dilaksanakan karena Sumbar berstatus ringan dalam hal kasus Covid-19. Pendapat itu, kata Shofwan, juga berdasarkan fatwa MUI Pusat.
"Fatwa MUI Pusat dan surat edaran Muhammadiyah Pusat tentang Covid-19, ada kategori wilayah ringan, sedang, dan parah," kata Shofwan, Jumat (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, di wilayah yang berkategori parah, diperbolehkan untuk tidak salat berjemaah di luar rumah. "Untuk wilayah berkategori ringan boleh saja. Tanya diri kita. Kalau ragu-ragu, boleh salat di rumah. Kalau tidak ragu-ragu, boleh salat berjemaah di masjid," katanya.
Ketua Dewan Masjid Sumbar Duski Samad mengatakan salat Jumat di provinsi itu berlangsung seperti biasa karena wilayah tersebut bukan daerah terpapar dan tidak berstatus parah. Karena itu, ia meminta pengurus masjid tidak meniadakan salat Jumat.
Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar salat Jumat tetap dilaksanakan dengan mengupayakan langkah kewaspadaan yang telah disosialisasikan pihak terkait.
Senada, Pelaksana Tugas Ketua Harian Masjid Raya Sumbar, Saifullah, mengatakan salat Jumat tetap dilaksanakan di provinsi tersebut hari ini karena belum ada kasus positif Covid-19 di daerah itu. Walaupun demikan, ia meminta orang yang sakit dan kurang sehat tidak salat berjemaah di masjid.
"Untuk warga yang salat Jumat, bawalah sajadah sendiri karena karpet Masjid Raya Sumbar belum digulung," ucapnya.
[Gambas:Video CNN]Respons Pengurus NUSementara, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar, Ganefri, mengatakan pihaknya mengikuti fatwa MUI Pusat, yang membolehkan kaum muslim tidak salat berjemaah di luar rumah.
Ia mendukung fatwa itu untuk kemaslahatan umat sehubungan dengan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
"Kini kita sedang menghindari keramaian. Di jaman nabi pun ada hal seperti ini terjadi. Agama kita lebih mementingkan kemaslahatan umat," ujar Rektor UNP itu kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (20/3).
Mengenai Sumbar yang berstatus ringan karena masih nol kasus positif Covid-19, Ganefri mengatakan hal itu tidak bisa dijadikan landasan untuk beraktivitas dalam keramaian karena lalu lintas orang keluar masuk Sumbar tetap berjalan.
"Pesawat dari Jakarta, dari daerah yang terpapar virus itu masih masuk Sumbar. Jangan dianggap remeh virus corona ini. Ini kan dalam rangka mengantisipasi," ucapnya.
Pada 18 Maret Wali Kota Padang, Mahyeldi, mengeluarkan surat edaran yang isinya menganjurkan warga yang mengalami gejala batuk, pilek, demam panas tinggi, dan sebagainya untuk tidak ke masjid, tetapi memeriksakan diri ke puskesmas. Dalam surat edaran itu juga terdapat imbauan kepada pengurus masjid dan musala untuk menggulung tikar dan membersihkan lantai dan ruangan.
(adb/ugo)