Pemerintah Soal Mudik: 70 Persen Kasus Corona Tanpa Gejala

CNN Indonesia
Senin, 06 Apr 2020 12:47 WIB
Lantaran 70 persen orang positif Corona tak memiliki gejala, pemerintah meminta warga tak memaksa mudik demi menghindari penularan.
Ilustrasi pemudik. (ANTARA FOTO/Lucky R)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan banyak penderita Virus Corona (Covid-19) tanpa gejala. Hal ini disebut berisiko tinggi penularan dalam perjalanan maupun di desa jika masyarakat memaksa mudik.

"Siapapun yang terpaksa bepergian harus hati-hati, penderita positif Covid-19 tanpa gejala ini 60-70 persen," ujar dia, saat menjawab soal antisipasi mudik saat pandemi Corona, dalam siaran langsung di BNPB, Senin (6/4).

Penderita Covid-19 tanpa gejala ini, lanjutnya, bisa saja menularkan virus lewat percikan droplet yang dikeluarkan saat bersin atau batuk. Percikan ini kemudian bisa mengenai orang lain sehingga menyebarkan virus ini .

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Katakan ada orang yang sakit, kemudian duduk berdekatan, apalagi dalam kendaraan bus yang tertutup AC, risiko penularannya besar," ujarnya.

Berdasarkan data per 5 April pukul 15:45 WIB, angka kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 2.273 kasus, meninggal dunia 198 kasus dan 164 dinyatakan sembuh.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2020 tentang Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah.

Dalam surat edaran tersebut, Tito menginstruksikan kepala daerah agar mengimbau warganya tidak mudik atau pulang kampung.

[Gambas:Video CNN]
"Dalam hal masyarakat terlanjur mudik, maka kepada masyarakat pemudik yang tiba di daerah tujuan mudik untuk melakukan isolasi mandiri sebagai orang dalam pemantauan (ODP) sesuai dengan protokol kesehatan," ujarnya dalam instruksi tersebut.

Sementara, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi menyebut ada risiko tinggi melakukan mudik di hari raya Idul Fitri tahun ini. Jika dirata-ratakan, setiap desa akan menerima 1.200 hingga 1.300 pemudik pada lebaran kali ini.

"Menurut hemat kami terlalu beresiko membiarkan desa menerima arus mudik," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Senin (6/4).

"Ini bukan soal siap atau tidak siap. Ini soal risiko yang harus menjadi beban desa. Jika tahun lalu ada sekitar 20 juta pemudik. Dengan asumsi sebagian besar mudik ke Pulau Jawa maka setiap desa di Jawa harus menanggung rata- rata 1200 - 1300 pemudik di momen itu. Tentu ini beban yang berat, " tutur Budi.

Diketahui jumlah desa di pulau Jawa di Luar Jakarta berjumlah total 15.470 desa. Rinciannya, Banten 1.237 desa, Jawa Barat 5.311 desa,
Jawa Tengah 7.808 desa, DI Yogyakarta 391 desa, dan Jawa Timur 7723 desa.

"Mitigasi resiko harus akurat. Jangan biarkan desa menerima beban di luar kemampuannya. Jangan biarkan desa menanggung resiko," pungkas Budi.

(mel/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER