Trauma, Warga Kalianda Mengungsi saat Erupsi Anak Krakatau

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Apr 2020 14:08 WIB
Warga Kalianda mengungsi ke tempat yang lebih tinggi saat mendengar erupsi gunung anak krakatau, dan bau belerang yang menyengat.
Warga Desa Way Muli saat mengungsi di salah satu Masjid di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Sabtu dinihari (10/4/2020) (CNN Indonesia/Zai)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga yang tinggal di pesisir pantai Kalianda Kecamatan Rajabasa, pergi mengungsi ke tempat aman di dataran lebih tinggi, menyusul bau menyengat belerang dan erupsi dari Gunung Anak Krakatau (GAK), Sabtu (11/4).

Berdasarkan informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com, warga yang mengungsi turut mendengar suara letupan yang diduga berasal dari Gunung Anak Krakatau. Dentuman terdengar oleh warga Desa Kunjir, Way Muli dan Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa.

"(belerang) mulai tercium Jumat malam, bahkan aroma bau belerangnya itu begitu menyengat dan mengganggu pernapasan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (11/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga banyak mengungsi ke masjid, musala dan sekolah-sekolah. Bahkan di sejumlah masjid pun diumumkan agar warga untuk tetap waspada dan tidak panik, jika ingin mengungsi harus tertib dan jangan terburu-buru.
Salah seorang warga Desa Kunjir, Riyan mengatakan mulai tadi malam sekitar pukul 23.30 WIB warga Desa Kunjir pergi mengungsi ke dataran yang lebih tinggi, menyusul adanya letusan yang berasal dari GAK sehingga menimbulkan aroma bau belerang menyengat.

Pilihan warga pergi mengungsi, kata Riyan, karena sebagian besar warga Desa Kunjir masih trauma atas musibah bencana alam gelombang tsunami yang pernah terjadi sebelumnya yakni akhir 2018 lalu.

"Saya bersama warga Desa Kunjir lainnya pergi mengungsi di Masjid di Desa Hargo Pancuran, pak Kades juga sempat mengimbau sebagai antisipasi," ungkapnya.

Ia pun berharap tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan sembari menunggu imbauan dari pihak-pihak terkait mengenai adanya kejadian ini.
Hal senada juga dikatakan Yandi, salah seorang warga Way Muli Timur. Menurutnya warga banyak yang pergi mengungsi setelah mencium bau aroma menyengat belerang yang berasal dari GAK dan khawatir terjadi sesuatu.

"Bahkan sekarang pun masih tercium bau aroma belerangnya," ucap dia.

Camat Rajabasa, Sabtudin membenarkan banyak warga yang mengungsi sejak semalam. Ia pun mengimbau meski waspada warga diharapkan agar tetap tenang dan jangan panik. Imbauan tersebut juga, sudah ia sampaikan kepada seluruh Kepala desa (Kades) se-Kecamatan Rajabasa.

"Saya bersama pak Kadesnya sudah memberikan imbauan kepada warga, agar tetap tenang dan jangan panik. Selain itu juga, pakai masker dan jangan berkumpul dengan jarak dekat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," ujarnya. (ain/zai/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER