Tenaga Medis Corona di Jabar Akan Dapat Insentif Rp600 Ribu

CNN Indonesia
Selasa, 14 Apr 2020 13:40 WIB
Petugas kesehatan mengambil sampel darah warga saat Rapid Test COVID-19 di Taman Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/4/2020). Sedikitnya 700 warga Kota Bandung mengikuti Rapid Test tersebut guna memastikan kesehatannya dan mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Bandung. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.
Tenaga medis untuk penanganan virus corona di Jabar akan diberi intensif. (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memberikan insentif bagi tenaga medis kasus virus corona hingga mencapai Rp600 ribu per hari.

Kepastian tersebut disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daud Achmad, Senin (14/4). Daud belum bisa merinci jumlah pasti insentif tersebut, namun nilainya bisa mencapai Rp600 ribu per hari.

"Insentifnya bervariasi kalau tidak salah tapi angka pastinya belum tahu pasti. Yang jelas bisa sampai Rp600 ribu per hari," kata Daud, Senin (14/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain insentif, Pemprov Jabar juga menganggarkan santunan bagi tenaga kesehatan yang gugur dalam menjalankan tugasnya menangani pasien Covid-19.

"Jadi sesuai dengan apa yang digariskan pemerintah pusat, santunan ada dan kita juga sudah jaga-jaga di APBD. Kita anggarkan sekitar Rp300 juta untuk tenaga kesehatan yang meninggal karena dalam penanganan virus corona," ujarnya.

Tak hanya itu, Pemprov Jabar juga menambah fasilitas layanan kesehatan untuk penanganan Covid-19. Hal ini mengingat angka kasus terus beranjak setiap hari.

"Rumah sakit rujukan yang asalnya 34, akan ditambah sampai 105 rumah sakit," kata Daud.

Dia menambahkan, fasilitas layanan kesehatan lain adalah penyediaan gedung khusus untuk isolasi mandiri para pasien Covid-19. Yaitu menggunakan fasilitas yang dikelola Pemprov Jabar.

"Beberapa fasilitas milik Pemda Jabar yang saat ini sudah difungsikan untuk isolasi mandiri di Gedung BPSDM. Sudah masuk 33 orang, mereka yang positif tanpa gejala kemudian ada yang gejalanya paling rendah," ujar Daud. (jun/hyg/ugo)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER