Bandung, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi
Jawa Barat hingga Rabu (22/4) telah melakukan rapid test atau tes kilat
virus corona (Covid-19) terhadap 79.549 warga di 27 kota/kabupaten. Hasilnya, 1.992 orang terindikasi positif terinfeksi virus corona.
"Untuk rapid test, dari 93.680 alat yang sudah disebarkan laporan masuk ke kita sebanyak 79.549. Dari laporan masuk sebanyak 1.992 dinyatakan positif menurut hasil rapid test," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (22/4).
Daud menjelaskan, rapid test atau rapid diagnostic test adalah tahap penyaringan awal pemeriksaan Covid-19. Mereka yang telah diindikasikan positif corona akan melakukan tahap selanjutnya yaitu tes swab untuk menentukan memastikan mereka positif atau tidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sudah kami laksanakan di 27 kota/kabupaten yang tentunya tidak merata. Tes ini sesuai dengan data yang kami lihat, mana daerah yang positifnya (banyak)," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Berli Hamdani mengatakan, rapid test masih berlangsung di lima wilayah Bodebek yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak 15 April-28 Mei 2020, serta di lima wilayah Bandung raya yang akan menerapkan PSBB sejak 22 April 2020 hingga 14 hari ke depan.
Menurut Berli, targetnya adalah 0,6 persen populasi di wilayah yang sedang menerapkan PSBB. Sehingga, target jumlah warga Jabar yang akan di tes cepat ini akan terus bertambah, melampaui angka 79.549 orang per tanggal 22 April 2020.
Hanya saja, Berli mengakui masih terdapat kendala dalam upaya menggelar rapid test di kota kabupaten yang menerapkan PSBB.
"Kita masih kekurangan alat untuk melakukan rapid test. Belum datang semua," ungkapnya.
Berli mengakui persediaan alat untuk rapid test yang tersedia di Provinsi Jawa Barat sudah semakin menipis. Hingga saat ini, sebanyak 96.000 alat rapid test sudah disebarkan ke 27 kabupaten /kota di Jawa Barat.
Terkait potensi penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Jabar seiring dengan digelarnya tes cepat, menurut Berli, tenaga kesehatan yang ada di Jawa Barat sudah siap mengantisipasi lonjakan jumlah kasus positif Covid-19.
"Hanya saja, para tenaga kesehatan ini masih perlu dilengkapi APD yang sesuai standar WHO, sehingga mereka pun terlindungi dari potensi terpapar virus saat menangani mereka yang positif Covid-19," tuturnya.
Untuk itu, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar berjanji melengkapi ketersediaan APD berstandar yang digunakan para tenaga kesehatan saat penanganan corona.
(hyg/osc)
[Gambas:Video CNN]