Bandung, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil berjanji memperbaiki penyaluran bantuan sosial bagi warga terdampak pandemi
virus corona (Covid-19) dari Pemerintah Provinsi Jabar. Hal ini merespons penolakan sejumlah warga menerima paket sembako yang videonya sempat viral di media sosial.
"Nanti kita akan evaluasi dan koreksi, sekali lagi mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran untuk kita semuanya," kata pria yang karib disapa Emil itu di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (23/4).
Menurut Emil, pihaknya akan terus berupaya bergerak cepat menanggulangi pandemi Covid-19, termasuk di dalamnya membantu warga yang perekonomiannya terdampak akibat pandemi corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya pemerintah ingin hadir dengan cepat, ingin hadir dengan transparan, dan ingin hadir seluas-luasnya memberikan bantuan kepada masyarakat," ucapnya.
Emil menjelaskan, bansos senilai Rp500 ribu dari Pemda Provinsi Jabar merupakan salah satu dari sembilan pintu bantuan kepada warga terdampak pandemi Covid-19.
Sembilan pintu itu adalah Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, bantuan sosial (bansos) dari presiden untuk perantau di Jabodetabek, Dana Desa (bagi kabupaten), Kartu Pra Kerja, bantuan tunai dari Kemensos, bansos provinsi, serta bansos dari kabupaten/kota.
Selain itu, Pemprov Jabar menggagas Gerakan Nasi Bungkus atau Gasibu yang bertujuan untuk memastikan semua masyarakat Jabar dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya. Meski begitu, bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah berbeda nilai, jenis, waktu penyebaran, dan mekanismenya.
"Ada hampir 7 juta keluarga yang harus didata. Di sisi lain warga tidak bisa menunggu sehingga proses mencicil bantuan ini mungkin menimbulkan persepsi yang tidak sama, bahwa bantuan itu ada sembilan pintu, yang baru datang bantuan dari provinsi, yang pintu nomor tujuh," ujar Emil.
"Kepada tetangganya yang tidak kebagian di pintu nomor tujuh, mungkin dia menyangka dia tidak akan mendapat bantuan. Mispersepsi inilah yang nanti akan kita evaluasi, baik kepada RT, RW, kepada PT Pos, kepada semua pihak," kata Emil menambahkan.
Emil sendiri meminta maaf soal penolakan warga menerima bansos itu. Sebab dalam proses penyaluran tentu ada dinamika di lapangan yang sulit untuk ditangani.
"Terkait video viral ada penolakan, yang pertama tentunya kami memohon maaf dalam proses-proses seperti ini memang adalah situasi yang sulit," katanya.
(hyg/osc)
[Gambas:Video CNN]