Dianggap PDP, Bayi di Padang Meninggal saat Proses Perawatan

CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2020 17:14 WIB
ilustrasi bayi
lustrasi. (Istockphoto / Simon Dannhauer)
Padang, CNN Indonesia -- Seorang ibu di Padang, Ridha Afrila Dina Putri (32), mengungkapkan kasus kematian bayinya akibat sesak nafas dan diduga tak mendapat pertolongan berarti dari pihak rumah sakit (RS).

Ia menceritakan kisah tersebut dalam status Facebook akun Rydha Brt, Jumat (1/5). Hingga kini status itu ditanggapi 26 ribu akun, dibagikan 10 ribu kali.

Kasus ini sendiri disebut terjadi di RSUP M Djamil Padang, Rabu (29/4). Mulanya, sang bayi yang berusia satu bulan itu mengalami sesak napas pada pukul 10.00 WIB karena tersedak setelah menyusu. Ridha kemudian membawa bayinya ke Rumah Sakit (RS) Aisyiyah Pariaman pada pukul 11.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah sakit itu lantas merujuk bayinya ke rumah sakit yang memiliki peralatan lebih lengkap, yakni RSUP M Djamil. Ia diantar dengan menggunakan ambulans RS Aisyiyah sekaligus petugas medis. Pasien sampai di RSUP M. Djamil sekitar pukul 14.00 WIB.

"Di [RS] M. Djamil, awalnya saya dan bayi saya ditolak dengan alasan ruangan anak penuh. Padahal, saudara saya yang bekerja di sana bilang bangsal anak sepi. Setelah berdebat dengan petugas RSUP M Djamil, kami diterima," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (3/5).

Di fasilitas kesehatan itu, Ridha mengaku menunggu sampai satu jam lebih di ambulans. Tak ada respons dari petugas rumah sakit sampai oksigen di ambulans habis. Padahal, kondisi bayinya sangat kritis.

"Dari sekitar jam 14.00 WIB sampai jam 17.00 WIB tak diberi pertolongan sampai bayi meninggal," ujarnya.

Insert Status Pasien Risiko Virus CoronaFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian
"Kami datang ke rumah sakit itu untuk mendapatkan pertolongan cepat karena anak kami sedang kritis. Bukannya memberikan pertolongan, mereka menuduh bayi saya PDP (pasien dalam pengawasan)," cetus dia.

Setelah bayi meninggal, kata Ridha, petugas RSUP M. Djamil meminta sampel swab anaknya. Ia menolak karena anaknya tidak demam dan tidak batuk. Ia dan suaminya pun bukan PDP.

Karena tidak menerima perlakuan RSUP M. Djamil, Ridha berencana membawa kasus itu ke ranah hukum, antara lain, melapor ke Polda Sumbar.

Menanggapi kasus itu, Direktur Utama RSUP M. Djamil, Yusirwan, menyatakan bahwa pengiriman pasien dari RS Aisyiyah Pariaman ke RSUP M. Djamil tak sesuai dengan prosedur Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (Sisrute).

Sebelum merujuk pasien, katanya, RS harus memperlihatkan foto rontgen dan hasil laboratorium. Jika dinyatakan teridentifikasi dan diduga sebagai PDP, pasien boleh dikirim ke RSUP M. Djamil.

"Sisrute dikirim oleh RS Aisyiyah jam 13.34 WIB, tetapi datanya tak lengkap. Dokter jaga pagi meminta dokter jaga RS Aisyiyah untuk mengirimkan data lengkap. Namun, RS Aisyiyah tak membalas Sisrute dan langsung mengirim pasien tanpa konfirmasi ke RSUP M. Djamil," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (3/5).

[Gambas:Video CNN]
Selanjutnya, kata Yusirwan, dokter jaga anak RSUP M. Djamil memeriksa bayi di atas ambulans dengan APD level 2. Saat itu bayi dalam keadaan sadar, sesak napas, dan terpasang infus. Setelah itu, pihaknya menyatakan bayi berstatus PDP.

"Pasien direncanakan screening Covid-19 di triase isolasi Covid-19 paru. Pasien diantar ke isolasi Covid-19 paru dengan ambulans RS Aisyiyah setelah melakukan registrasi di IGD. Namun, keluarga bayi menolak pemeriksaan tersebut dengan alasan anaknya tak menderita Covid-19," ucapnya.

Perawat di ruangan isolasi, katanya, menyebutkan ada pasien bayi berusia satu bulan berada di sana. Dokter lalu masuk untuk memeriksa bayi itu dan pengambilan sampel darah.

Ketika diperiksa, bayi sudah mengalami penurunan kesadaran dan napasnya sudah sulit, tak responsif terhadap rangsangan, lalu terjadi apnea, tak teraba denyut nadi karotisnya. Dokter melakukan resutasi. Ia kemudian menyatakan bayi meninggal.

"Dokter memberi tahu keluarganya bahwa anaknya sudah meninggal. Penyelenggaraan mayatnya sesuai dengan standar Covid-19. Keluarga juga menolak untuk dilakukan swab," ujarnya.

(adb/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER