Gugus Tugas: Sebelum Ada Vaksin, Belum Bisa Bebas Covid-19

CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2020 19:01 WIB
Para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan tunawisma yang ditampung mendapat pemeriksaan kesehatan guna mengetahui apakah terjangkit gejala covid-19 atau tidak di GOR Ciracas, Jakarta, Kamis, 30 April 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggalakkan penertiban PMKS yang berkeliaran saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19. CNNIndonesia/Safir Makki
Ilustrasi pengecekan suhu badan oleh petugas terhadap tunawisma di DKI Jakarta. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengatakan kehidupan di Indonesia belum bisa kembali normal selama vaksin virus corona belum ditemukan.

Doni menerangkan, hal ini seperti diungkapkan oleh Para Menteri Kabinet Pemerintahan Joko Widodo saat menggelar rapat terbatas melalui video teleconference berkaitan dengan penanganan pandemi ini.

"Terkait dengan kapan Indonesia akan bebas Covid-19, para menteri terkait sudah melapor. Sebelum ada vaksin, kita belum bisa terbebas dari Covid-19," kata Doni saat melakukan konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doni mengatakan Indonesia tak akan sepenuhnya terbebas dari Covid-19 jika vaksin belum ditemukan meski penyebaran virus corona melambat. Ia pun menilai pola hidup sehat selama ini jaga jarak, cuci tangan, dan menggunakan masker masih akan kurang diminati.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah) didampingi pejabat terkait memberikan keterangan kepada media berita terkini mengenai kasus COVID-19 di Kantor Pusat BNPB, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Dalam keterangannya Doni menyampaikan bahwa kasus positif COVID-19 berjumlah 96 kasus per hari Sabtu (14/3/2020), dari total kasus yang tersebut 8 sembuh dan 5 meninggal dunia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah) menegaskan tak akan kendur memerangi Covid-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc)
"Kalau toh sudah berkurang pun, kehidupan kita akan dipengaruhi oleh perilaku yang relatif menurut kita tidak nyaman," kata Doni.

Doni juga mengatakan saat ini memang telah terjadi laju pelambatan penyebaran wabah virus corona sejalan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah.

Meski begitu, Presiden Jokowi kata Doni berulang kali mengingatkan agar pelambatan ini tidak serta merta membuat pemerintah kendur dan lengah. Sebaliknya, harus terus menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan WHO.

"Presiden meminta agar perlambatan ini tidak membuat kita semua menjadi kendur dan kita tetap harus patuh terhadap protokol kesehatan," kata dia.

Terkait penanganan corona ini, Doni mengapresiasi sejumlah pemerintah daerah yang telah melakukan langkah tegas terhadap para pelanggar. Dia mencontohkan Pemprov DKI yang telah beri peringatan berupa teguran terhadap 2.673 pabrik dan industri termasuk perkantoran yang tetap buka saat PSBB berlaku.

"Kemudian telah menyegel sementara 168 pabrik [di DKI]," katanya.

Tak hanya DKI, Pemerintah Provinsi Riau bahkan telah melakukan kegiatan yang langsung diapresiasi oleh Jaksa Agung. Kegiatan tersebut yaitu menangkap masyarakat yang melanggar Undang-undang Nomor 6 tahun 2018 soal Kekarantinaan Kesehatan.

"Masyarakat yang berkumpul dan tidak sesuai ketentuan akhirnya diperiksa dan diproses untuk masuk pengadilan. Dalam Ratas tadi sudah diapresiasi oleh Jaksa Agung," katanya. (tst/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER