Tenaga Medis Positif Corona, Dokter Diimbau Tak Buka Praktik

dho | CNN Indonesia
Sabtu, 09 Mei 2020 04:30 WIB
Petugas kesehatan melakukan tes cepat (rapid test) COVID-19 kepada warga yang mengikuti kegiatan keagamaan beberapa waktu lalu di Gowa, Sulawesi Selatan di Sport Centre Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat (10/4/2020). Pemerintah setempat melakukan rapid test kepada 60 warga usai pasien pertama dinyatakan positif COVID-19 setelah kembali dari kegiatan tersebut. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/pras.
Ilustrasi tenaga medis di tengah pandemi virus corona. (ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin)
Pontianak, CNN Indonesia -- Pemerintah dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau dokter di Kalimantan Barat tidak buka praktik karena terdapat tenaga medis yang positif terjangkit Covid-19.

Kendati tidak membuka praktik, pasien tetap bisa berdiskusi langsung dengan dokter tanpa perlu berada di tempat dan waktu yang sama melalui teknologi telemedicine.


"Mereka (tenaga medis) bisa tertular karena pasien tak jujur dengan kondisinya. Sekarang, dokternya kita isolasi. Jadi dokter yang masih ingin praktik tidak melakukan pemeriksaan secara tatap muka atau bertemu langsung dengan pasien, namun dokternya konsultasi medis secara telemedicine," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson Azroi, Jumat (8/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harisson merinci terdapat lima dokter dan 12 paramedis yang terkonfirmasi positif virus corona di beberapa rumah sakit seperti RSUD Soedarso, RSUD Kota Pontianak, dan RS Universitas Tanjungpura. Menurutnya 17 orang tersebut tersebar di tiga daerah yakni 15 orang di Pontianak, satu orang di Kota Singkawang, dan satu orang di Landak.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan, banyaknya tenaga medis di Kota Pontianak yang mengidap Covid-19, tak mengganggu pelayanan kesehatan yang ada di Kota setempat.

"Untuk tenaga medis di rumah sakit pemerintah, kita sudah maksimalkan tenaga yang ada di sana. Untuk sementara ini masih bisa ditanggulangi dengan tenaga medis yang ada," ungkapnya.
Sementara Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyayangkan ketidakjujuran pasien ketika berobat sehingga berdampak buruk pada tenaga medis.

"Dalam beberapa kasus warga hanya menyebutkan penyakit yang biasa saja. Tidak menceritakan riwayat perjalanannya dari wilayah tertentu. Ada yang keluarganya terkonfirmasi positif Covid-19, tapi awalnya pasien tidak mau jujur," katanya.

Dari data Dinkes Kalbar, hingga hari ini, ada 95 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kalbar dengan 11 di antaranya sembuh dan tiga meninggal dunia. (nva)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER